TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur:Musliana Nurdin, istri Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, Imran Hanafi, membantah pernyataan organisasi Rela Malaysia yang menyebut mereka tidak bertindak kasar. Menurut Musliana kepada Tempo Newsroom, dia diperlakukan layaknya pendatang haram. "Setelah saya tunjukan kartu diplomatik, anggota Rela menyiram kartu itu dengan air. Alasannya untuk memeriksa keasliannya," kata Muslina kepada Tempo kemarin.Menurut Musliana lagi, angota Rela yang memeriksanya mengajak ke sebuah tempat yang tidak jauh dari tempat ia diperiksa. Di situ,sudah ada beberapa orang pendatang asing ilegal yang duduk jongkok setelah terbukti tidak mengantongi izin tinggal yang sah di negara itu. "saya sempat disuruh duduk jongkok bersama mereka. Tentu saya menolak dan bantah keras serta meyakinkan mereka bahwa saya bukan pendatang ilegal tetapi memiliki dokumen lengkap," jelasnya."Bahkan saya pertanyakan, kartu ini pengganti paspor apabila keluar rumah. Jadi tidak perlu bawa paspor. Iya untuk apa kita harus bawa paspor lagi," tambah Musliana dengan nada kesal karena merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh aparat Malaysia.Sementara itu, Direktur Hak Asasi Manusia (Suhakam) Malaysia, Datuk N Siva Subramaniam berkata Suhakam memandang serius kasus ini karena bisa mencemarkan nama baik negara. "Walaupun sikap dan perbuatan tidak baik itu tidak melambangkan semua anggota Rela, tetapi itu adalah perilaku segelintir anggota Rela jelas memburukkan nama negara," paparnya.T.H. Salengke/TNR