TEMPO Interaktif, Madiun:Sejumlah bangunan purbakala di Kota Madiun, Jawa Timur, tidak dirawat oleh pemerintah setempat. Bangunan bersejarah tersebut kondisinya memprihatinkan, bahkan beberapa sudah berubah dari bentuk aslinya.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun mencatat ada 17 bangunan purbakala yang mengandung nilai sejarah. Bangunan purbakala yang tidak dirawat tersebut, di antaranya masjid dan makam Kuncen, bangunan, umpak-umpak rumah Prabu Reksogati, wakil Kesultanan Demak di Madiun yang terletak di Kuburan Sogaten dan gedung Badan Koordinasi wilayah (Bakrowil) Madiun.Dari pantauan, bangunan masjid dan makam Kucen yang berada di Kelurahan Demangan, Kota Madiun, Jawa Timur ini sudah diubah menjadi bangunan baru. Demikian halnya dengan makam Kuncen. Berbagai batu-batu yang ada di makam tersebut juga dijarah oleh warga setempat.Padahal, berdasarkan catatan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun, bangunan tersebut adalah tempat semedi Renggo Jumenowo, pendiri cikal bakal Kota Madiun. "Saat diserang Mataram pada 1958, ia menghilang di tempat tersebut," kata Sutrisno, Kepala Seksi Sejarah, Nilai Tradisi dan Kepurbakalaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun, Jumat (13/7).Sutrisno mengatakan pemerintah daerah setempat tidak pernah memberikan perhatian khusus terhadap bangunan purbakala yang ada di Kota Madiun. Pihaknya, lanjut Sutrisno, sudah pernah mengajukan anggaran untuk pemeliharaan dan perawatan bangunan purbakala, namun ditolak.Sementara, juru bicara Pemerintah Kota Madiun, Haris Rahmanuddin, mengakui jika bangunan pubakala bersejarah yang ada di Kota Madiun belum menjadi perhatian serius dari pemkot setempat. "Belum ada pembicaraan tentang hal tersebut," imbuhnya.DINI MAWUNTYAS