TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil masyarakat mendapat tambahan satu orang. Rapat badan pekerja dengan pengurus Dewan Pers dengan agenda pemilihan pengurus baru dewan pers 2003-2006 di gedung Dewan Pers lantai tujuh, Jl. Kebon Sirih, berjalan alot. Sejak pagi hingga berita ini diturunkan (14/4) pengurus Dewan Pers belum memutuskan siapa nama- nama sembilan orang yang akan dipilih sebagai pengurus Dewan Pers 20003-2006. Hadir dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pers Atma Kusuma Astra Atmaja antara lain Yacob utama, Surya Paloh, Atang Ruswita, RH Siregar dan Zaenal Suryo Kusuma. Sementara Gunawan Muhammad, Bachtiar Ali dan Askarim S saat ini berhalangan hadir. Awal rapat badan pekerja dan pengurus berhasil memutuskan pengurangan 16 nama menjadi sembilan nama calon pengurus baru. Keputusan lain, rapat berhasil menyetujui komposisi pengurus yang berlainan dengan UU Pers no. 40 tahun 1999. Dalam UU no. 40/1999 komposisi pengurus Dewan Pers empat orang wakil perusahaan pers, tiga orang wakil wartawan dan dua orang wakil masyarakat. Saat ini komposisi berubah menjadi tiga orang wakil perusahaan pers, tiga orang wakil wartawan dan tiga orang wakil masyarakat, jelas salah seorang Badan Pekerja Didik Supriato kepada Tempo News Room, Senin (14/4) Siang ini. Direktur Eksekutif Dewan Pers Lukas Suwarso mengatakan jalannya rapat kemungkinan masih akan berjalan alot. Terutama saat menentukan nama-nama sembilan calon pengurus baru Dewan Pers. Dari suasana rapat di gedung Dewan Pers ramai dibicarakan sembilan nama yang diperkirakan akan terpilih menjadi pengurus. Kesembilan nama tersebut dari perusahaan pers ada nama Amir Effendi Siregar, Uni Lubis, Leo Batubara. Dari perwakilan wartawan ada nama Santoso, RH Siregar dan Atang Ruswita dan nama dari tokoh masyarakat yaitu Faisal Basri, Sulastomo dan Ichlasul Amal. (Ecep S. Yasa - TNR)
Berita terkait
Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS
1 menit lalu
Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS
Protes pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan terkait Israel menyebar ke seluruh universitas AS.