Tak Punya Tiket Kereta, Ratusan Tentara dan Polisi Kena Razia
Reporter
Editor
Senin, 4 Juni 2007 19:38 WIB
TEMPO Interaktif, Madiun: Tim gabungan yang terdiri dari petugas PT Kereta Api Indonesia, Polisi Militer TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat menggelar razia tiket di atas kerata api. Hasilnya ratusan anggota TNI dan polisi terjaring di atas kereta karena tidak membeli tiket. Mereka yang terjaring diturunkan di Stasiun Kota Baru Madiun, Jawa Timur. Razia selama tiga hari yang berakhir kemarin itu dilakukan di atas Kereta Api Sri Tanjung, Bangun Karta, Logawa, Gaya Baru, Kahuripan, dan Brantas. “Di beberapa kereta sebagian besar yang terjaring justru anggota TNI dan polisi,” kata Wahyu Kartono, Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun pada Senin (4/6). Menurut Wahyu Kartono, razia tiket di sejumlah kereta itu berlangsung panas karena mereka yang terjaring marah-marah. Dia mencontohkan kejadian di atas Kereta Bangun Karta. Petugas yang mendapati sejumlah anggota TNI dan polisi tidak membeli tiket meminta mereka membayar denda.Setiap orang diminta membayar tiket anak-anak seharga Rp 88 ribu dari harga normal Rp 110 ribu untuk rute Jombang-Jakarta. “Mereka melawan dan tidak mau membayar,” kata Wahyu. Petugas kereta ternyata tidak ciut nyalinya dan tetap meminta mereka membayar meski nilainya diturunkan menjadi Rp 50 ribu per orang. Meski sudah dikorting cukup banyak, aparat yang terjaring razia itu masih menawar menjadi Rp 30 ribu per orang. “Karena ngotot terpaksa kami turunkan mereka di Stasiun Baru Madiun,” katanya. Keruan saja suasana di stasiun itu riuh. Sejumlah wartawan yang meliput peristiwa razia itu tak luput dari ancaman. Setelah bernegosiasi akhirnya PT Kereta Api dan aparat yang terjaring razia menyetujui tarif Rp 25 ribu untuk tujuan Semarang. Sedangkan mereka yang bersedia membayar Rp 50 ribu dipersilakan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Wahyu mengatakan, razia tiket ini dilakukan untuk menertibkan pembayaran tiket. Apalagi tersiar kabar sebelumnya bahwa tidak sedikit aparat yang menumpang kereta tidak membeli tiket. “Sayangnya, ketika kami minta tiket mereka malah mengancam kami,” katanya. dini mawuntyas