TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Koordinator Bidang Polhukam Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar Yorrys Raweyai mencurahkan isi hatinya terkait kondisi internal Partai Golkar saat ini. Ia mempertanyakan pemecatan yang dilakukan Golkar terhadap Ahmad Doli Kurnia, kader Golkar sekaligus Ketua Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG).
"Bukankah suara GMPG selama ini masih tetap berada dalam koridor kepartaian? Tidakkah aksi-aksi politik GMPG adalah sebentuk kegelisahan kader muda tentang suasana kepartaian yang seakan menutup mata terhadap realitas yang sedang melingkupinya?" ujar Yorrys dalam tulisannya, Sabtu, 2 September 2017.
Baca juga: Idrus Marham Klaim Golkar Solid Setelah Memecat Ahmad Doli Kurnia
Yorrys berpendapat, perbedaan pendapat dan pandangan politik adalah bukti dinamika partai yang seharusnya dapat direspons dengan bijak. Menurut dia, dinamika seharusnya menjadi upaya bersama untuk mengangkat citra dan martabat partai, menjaga eksistensi, dan meraih kejayaan.
Yorrys memandang tindakan Golkar memecat Doli mengulang kebiasaan buruk elite partai di masa lalu. Menurut dia, Doli adalah kader muda yang potensial.
Yorrys juga heran dasar pemecatan dan mekanisme yang telah ditempuh partainya untuk memecat Doli. Menurut dia, jika merujuk pada Peraturan Organisasi DPP Partai Golkar, mekanisme pengambilan keputusan terkait pelanggaran disiplin organisasi harus melalui Rapat Khusus yang melibatkan Koordinator Bidang Kepartaian, Koordinator Bidang Polhukam, Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan dan Dewan Penasihat.
"Tak hanya itu, sesuai amanat Pasal 3, potensi pelanggaran berat yang melahirkan sanksi pemecatan sejatinya dilakukan melalui investigasi khusus yang melibatkan unsur-unsur tersebut, bukan berdasarkan subjektivitas," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan pemecatan Ahmad Doli Kurnia sudah sesuai dengan aspirasi partai. Ditemui di kompleks kantor DPP Partai Golkar usai salat Idul Adha pada Jumat, 1 September 2017, Idrus mengatakan Golkar tidak bisa membiarkan GMPG melakukan aksi-aksi yang dipandang tidak sejalan dengan partai. Keputusan tersebut yang membuat Yorrys Raweyai resah.
BUDIARTI UTAMI PUTRI