TEMPO.CO, Jakarta - Biksu dari Wihara Ekayana Arama, Nyanagupta, mengatakan pihaknya melihat bangsa ini seolah-olah tercabik-cabik oleh isu agama dan ras di Indonesia. Hal inilah yang membuat mereka memilih tema peringatan Hari Waisak 2017, Memahami Kebhinekaan dalam Kebersamaan.
"Itu tema nasional berlaku untuk seluruh Indonesia, karena bangsa ini seolah-olah tercabik oleh isu agama dan ras," kata Nyanagupta saat ditemui di Wihara Ekayana Arama, Jakarta Barat, Kamis, 11 Mei 2017.
Baca juga: Waisak 2017, Ini Pesan Biksu Wongsin Labhiko dari Candi Borobudur
Nyanagupta menuturkan saat ini di masyarakat terjadi distorsi yang membuat seakan-akan masyarakat terbelah, karena pilihan politik yang berbeda. "Kalau pilihan Anda beda, Anda berseberangan dengan saya."
Menurut Nyanagupta, hal tersebut sangat bertentangan dengaan semangat Indonesia, di mana para pendiri negara menggali nilai-nilai dari bumi pertiwi dan menemukan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Dia menambahkan Indonesia tidak didirikan oleh satu etnis saja. "Semangat itu harus digali lagi."
Ada pun perayaan Waisak di Wihara Ekayana Arama 10 ribu umat Buddha dari berbagai daerah. Proses dimulai dengan melakukan meditasi di detik-detik purrnama Waisak yang jatuh pada pukul 04:42 WIB. Lalu setelah itu dimulailah proses Pindapata atau berderma.
Kemudian kegiatan berikutnya adalah ceramah dharma dan berdoa bersama. Namun sebenarnya rangkaian kegiatannya sudah dilakukan sejak jauh sebelum hari raya Waisak datang.
Bhante Nyanagupta menjelaskan rangkaian kegiatan peringatan Waisak sudah dimulai sejak April lalu, dengan kegiatan seperti pembinaan spiritual, bakti sosial dan juga vegetarian food festival. Selain itu juga ada rangkaian kegiatan meditasi dan ceramah umum di wihara itu.
DIKO OKTARA