TEMPO.CO, Jakarta - Persis sebulan setelah pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia, 20 Oktober 2014, Jokowi mendapat tantangan dari Allan Nairn. Jurnalis investigasi asal Amerika Serikat yang kontroversial itu menyampaikan tantangannya kepada Joko Widodo melalui situsnya, www.allannairn.org, 24 November 2014.
"Apakah dia cukup berani untuk menangkap pembunuhnya? Jika dia tidak, beranikah masyarakat mendesaknya?" tulis Allan Nairn dalam situsnya itu. Allan yakin kasus ini bisa terungkap semua. Mulai dari eksekutor hingga orang yang memberikan perintah. "Pertanyaan yang perlu dijawab sekarang hanyalah, Jokowi mau atau tidak?"
Baca juga:
Allan Nairn Selalu Datang dengan Laporan Mengguncang
Kasus yang dimaksud Allan Nairn adalah kasus pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia, Munir Said Talib yang diketahui diracun dalam penerbangannya dari Jakarta ke Amsterdam, Belanda. Allan menantang seberapa berani Jokowi mengungkap kasus yang menyedot perhatian publik dalam dan luar negeri tersebut.
Saat Presiden Joko Widodo memperkenalkan para menteri kabinetnya dan ketua lembaga, Allan pesimistis terhadap penunjukkan HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung, menurutnya bisa dianggap sebagai ancaman terhadap penyelesaian kasus Munir. Sebagaimana diketahui, Prasetyo adalah mantan politkus NasDem yang dianggap rawan intervensi. Namun, kata Allan, Prasetyo membuat pernyataan penting di mana ia menegaskan bahwa dirinya menurut pada Jokowi.
"Jaksa baru itu berkata, dirinya hanya boneka menunggu perintah dari Jokowi. Dia benar, Jokowi yang menentukan tindakan. Sekarang, beranikah Jokowi?" ujar Allan Nairn.
Baca pula:
Anggota DPR Ini Minta Jokowi Membela TNI Terkait Isu Dugaan Makar
Dalam perkembangannya sampai saat ini, kasus pembunuhan Munir pun belum terungkap siapakah aktor intelektual dibelakangnya, dan terus menjadi fokus para penggiat hak asasi manusia menuntut pemerintahan Jokowi dapat segera mengungkap kasus ini.
Menurut Allan ketika itu, jalan untuk menyelesaikan kasus Munir masih panjang. Salah satunya, masih ada mantan Kepala BIN Hendropriyono yang dia nilai paling bertanggungjawab atas pembunuhan Munir. "Dan ada dugaan kuat bahwa ada peran pemerintah Amerika dan CIA di balik pembunuhan itu. Tanggung jawab komando memanjang hingga ke Washington jika seperti itu," ujar Allan.
Silakan baca:
Makar Berdalih Ahok, Al Khaththath Bantah Investigasi Allan Nairn
Pada Oktober 2016, di sebuah wawancara stasiun televisi, Hendropriyono membantah keterangan Allan Nairn. Ia menyatakan tidak terlibat dalam pembunuhan Munir. Dia menyatakan, tuduhan terhadap dirinya tidak benar dan hanya isapan jempol.
S. DIAN ANDRYANTO I ISTMAN MP