TEMPO.CO, Jakarta - BA, 14 tahun, yang tewas akibat salah tembak oleh ayahnya sendiri, dikenal sebagai murid yang baik di sekolahnya. “Anaknya baik terhadap semua dan rajin mengikuti proses belajar-mengajar, dia sering diantar ibunya ke sekolah karena rumahnya tidak begitu jauh juga dari sekolah,” kata Kepala SMP Negeri 2 Kota Bengkulu, Heri Winarno.
Baca juga: Mengira Maling, Polisi Tembak Mati Anaknya Sendiri
BA meninggal akibat peluru yang ditembakkan ayahnya sendiri, seorang polisi berpangkat ajun inspektur dua, Rabu subuh, 26 April 2017, sekitar pukul 04.00. Saat itu, sang ayah, BS, mendengar suara mencurigakan di kamarnya. Dengan membawa pistol, ia mendekati sumber suara dan melihat sesosok tubuh, yang lalu ia tembak karena mengiranya maling.
BS terkejut ketika mengetahui bahwa korban tembakannya adalah BA, anaknya sendiri. Luka di bahu kanan itu merenggut nyawa BA sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bengkulu Ajun Komisaris Besar Ardian Indra Nurinta membenarkan insiden itu. Korban sudah divisum, sedangkan sang ayah saat ini masih menghilang.
Kepala SMPN 2 Kota Bengkulu, Heri Winarno, datang membesuk korban di ruang autopsi Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu dengan mengajak majelis guru dan puluhan sahabat BA.
Selain itu, tampak sejumlah kerabat korban yang ikut menunggu hasil autopsi. Begitu pula personel kepolisian beserta Kapolres Kota Bengkulu yang turut menunggu di depan ruang autopsi.
ANTARA