TEMPO.CO, Lumajang - Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, gagal mengikuti Ujian Nasional hari ini, Kamis, 6 April 2017, lantaran adanya kekeliruan memasukkan data secara nasional. Kejadian ini dialami SMK Rowokangkung di Kabupaten Lumajang.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di Kabupaten Lumajang, Sugiono Eksantoso, mengatakan peserta yang gagal mengikuti ujian nasional itu adalah peserta di bidang agrobisnis perikanan. "Ini terjadi secara nasional," katanya.
Soal yang seharusnya untuk agrobisnis perikanan, ternyata yang muncul budi daya perikanan. Kekeliruan ini sebenarnya sudah diketahui sejak Senin, 3 April 2017. Panitia Ujian Nasional Lumajang kemudian berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur karena hal tersebut menjadi kewenangan Jawa Timur. "Termasuk juga koordinasi dengan pusat," ujarnya.
Berdasarkan informasi dari pusat, hampir setiap daerah yang memiliki SMK dengan program keahlian agrobisnis perikanan mengalami hal tersebut. "Akhirnya ujian ditunda. Tidak bisa dipaksakan karena materinya berbeda," ucapnya.
Ujian kemudian ditunda pada 19 April 2017. "Tidak hanya di Lumajang, tapi terjadi secara nasional seluruh Indonesia untuk program agrobisnis perikanan," tuturnya. Sugiono memaklumi kekeliruan itu karena memang banyak spektrum di SMK.
Panitia ujian tidak bisa mengantisipasi kekeliruan tersebut kendati sudah diketahui sejak Senin lalu. "Solusinya ditunda karena kekeliruan secara nasional," katanya.
Dia mengatakan, dalam Ujian Nasional SMK saat ini, pihaknya juga menemukan banyak persoalan dan diduga secara nasional, terutama untuk bidang furniture, audio video, multimedia, rekayasa perangkat lunak, desain grafika, dan perbankan.
"Semisal ada 50 soal, ketika mengerjakan nomor satu dan dua, nomor tiga tidak ada, dan langsung ke nomor empat. Seterusnya terjadi seperti itu," ujarnya.
Pihak panitia langsung berkoordinasi dengan pusat. "Setelah dihitung, ada 10 soal yang kosong. Karena itu, akan ikut susulan," ucapnya.
Kekeliruan secara teknis pada soal ini, kata Sugiono, bukan kesalahan anak. "Anak jangan sampai dirugikan. Ini tampaknya merata terjadi di seluruh Jawa Timur, bahkan secara nasional," tuturnya.
DAVID PRIYASIDHARTA