TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putra Sandjojo mengatakan dana desa tahun ini akan lebih difokuskan ke pertanian. Ini mengingat masih banyak masyarakat perdesaan yang mencari nafkah di bidang pertanian. "Sebagaimana diketahui, 85 persen desa kita ini banyak di pertanian," ujar Eko saat dicegat di Istana Kepresidenan, Rabu, 29 Maret 2017.
Baca: Kementerian Desa Siapkan Saber Pungli Kawal Dana Desa
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta penggunaan dana desa tahun ini, yang jumlahnya lebih-kurang Rp 60 triliun, lebih terarah, tepat sasaran, dan mengembangkan potensi ekonomi desa. Dana desa jangan habis untuk sektor infrastruktur.
Eko menambahkan, penggunaan dana desa di sektor pertanian akan diarahkan ke beberapa hal. Salah satunya peningkatan skala produksi dan peningkatan sarana pascapanen.
Baca: Dana Desa Rp 60 Triliun, Jokowi Tanyakan Dampaknya
Peningkatan sarana pascapanen, kata Eko, untuk menjaga nilai komoditas tidak jatuh. Dengan begitu, petani bisa meraih sukses dan mengeruk profit dalam jumlah besar alias bankable.
Rencana lain adalah penggunaan dana desa untuk membentuk tempat penampungan air. Menurut Eko, Jokowi sudah memberi arahan agar 20 persen dari dana desa tahun ini disalurkan ke pembangunan tempat penampungan air.
Simak: Naik 50 Persen, Dana Desa Tahun 2018 Rp 120 Triliun
"Embung itu juga bisa menjadi sarana perikanan darat karena 37 persen masyarakat kita menderita kekurangan gizi. Dengan itu, protein akan murah dan penyakit gizi anak bisa teratasi," ujar Eko.
Eko menjanjikan ada insentif dari kementerian terkait bagi para petani. Misalnya, saat sebuah desa fokus di pertanian jagung, Kementerian Pertanian akan memberikan bibit pupuk, sarana produksinya, dan sarana panen pelengkap.
"Sehingga sektor pertanian tidak hanya memberikan pekerjaan, tapi juga mengembangkan industri pascapanen dan pergudangannya. Multiplier effect yang lebih besar," kata Eko.
ISTMAN M.P.