TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, M. Choliq, mengatakan proyek pengerjaan kereta cepat ringan atau Light Rapid Transit Palembang berjalan lancar.
Menurut Choliq, meski pemerintah baru membayar sekitar 18,34 persen atau Rp 2 triliun dari keseluruhan nilai kontrak sebesar Rp 10,9 triliun, namun pengerjaan proyek diperkirakan selesai tiga bulan lebih cepat pada tahun ini.
Baca: Gubernur Alex: Juni 2018 Wong Palembang Bisa Coba LRT
“Proyek LRT kontrak sudah final baik dalam segala aspek. Kontrak bunyinya 100 persen dibayar oleh APBN walaupun tahun ini masih sedikit dananya, sekitar Rp 2 triliun. Sisanya tahun depan,” kata M. Choliq dalam pesannya, Ahad, 19 Maret 2017.
Choliq menjelaskan perkembangan proyek kereta api Light Rapid Transit Palembang ini telah mencapai 40 persen. Dengan proses pengerjaan yang lebih cepat, dia berharap pengerjaan proyek tersebut bisa selesai sebelum target yang ditetapkan pemerintah yakni pada Juni 2018.
Baca juga: PT KAI Lakukan Tender Pengadaan Sarana LRT Palembang
“Progres, mendekati 40 persen, bahkan lebih. Untuk pekerjaan civil work dijamin tiga bulan lebih cepat, dan diharapkan bisa selesai akhir tahun ini,” kata Choliq.
Usai pengerjaan teknik selesai, Waskita akan mendapatkan sisa pembayaran pembangunan LRT sesuai dengan kontrak mereka dengan pemerintah. Untuk pengoperasian, perseroan akan menyerahkan proyek LRT Palembang tersebut kepada PT Kereta Api Indonesia, untuk dilakukan uji coba serta penempatan sarana dan prasana LRT.
Simak juga: Alex Noerdin Akan Bangun Sirkuit MotoGP di Palembang
Proyek LRT ini disiapkan pemerintah dalam mendukung penyelenggaraan pesta olahraga Asian Games 2018.
“Pembayaran dan pendanaan 100 persen APBN. Di dalam kontrak akan dilunasi saat proyek selesai, Juni 2018. Walaupun tahun ini masih sedikit dananya, sekitar Rp 2 triliun, sisanya tahun depan,” kata Choliq.
Sebagai informasi, Proyek LRT Pelembang memiliki total panjang 23,4 km dengan lebar jalur 1067 mm. Saat beroperasi, nantinya LRT Palembang yang diproyeksikan dapat mengangkut 180-250 penumpang ini akan melintasi 13 stasiun berawal dari depo.
Tiga belas stasiun itu antara lain Stasiun Opi, Stasiun Stadion Jakabaring, Stasiun Gubenur Bestari-Polresta, Stasiun Terpadu Jembatan Ampera, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Dishub Kominfo Prov.Sumsel, Stasiun Palembang Icon, serta Stasiun Demang Lebar Daun. Selanjutnya adalah Stasiun Polda, Stasiun RSUD, Stasiun Telkom, Stasiun Asrama Haji, dan berakhir di Bandara Sultan Mahmud II.
DESTRIANITA