INFO JABAR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengimbau masyarakat di 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat meningkatkan kewaspadaan terkait dengan pergerakan tanah dalam beberapa pekan ke depan. "Berdasarkan laporan Kepala Pusat Vulkanologi Kasbani, tujuh gunung berapi di Jawa Barat berstatus normal atau belum menunjukkan adanya peningkatan aktivitas,” kata dia di Bogor, Selasa, 28 Februari 2017.
Sepanjang dua bulan terakhir, Jawa Barat mengalami sekitar 20 kejadian gerakan tanah. Jawa Barat, kata Aher, merupakan daerah yang paling sering terjadi gerakan tanah. Pada 2016, Jawa Barat tercatat mengalami 108 dari 220 kejadian gerakan tanah di Indonesia.
Baca Juga:
Bahkan Jawa Barat pernah mengalami gerakan tanah tertinggi pada 2010 sebanyak 113 kejadian, disusul Jawa Timur 22 kejadian, dan Jawa Tengah 16 kejadian. Gerakan tanah tersebut dipengaruhi faktor geologi, morfologi, curah hujan, jumlah penduduk, dan kegiatan penduduk.
Menurut Aher, Badan Geologi pun sudah mengeluarkan early warning system untuk setiap kabupaten di Jawa Barat yang berpotensi mengalami gerakan tanah. Salah satu pemicu gerakan tanah adalah tingginya curah hujan dengan durasi lama.
"Beberapa daerah di Jawa Barat mengalami perulangan kejadian gerakan tanah sehingga diperlukan peraturan penataan ruang, peningkatan pemahaman bahaya gerakan tanah, rekayasa teknis dalam penanganan kejadian gerakan tanah, dan penataan ruang berbasis peta zona kerentanan gerakan tanah,” kata dia.
Baca Juga:
Aher meminta pemerintah daerah dan masyarakat mengikuti rekomendasi mitigasi dari Badan Geologi dalam menindaklanjuti potensi gempa bumi. Antara lain mendirikan bangunan strategis yang tahan terhadap gempa untuk tempat banyak manusia terkonsentrasi, tidak membangun permukiman di atas dan di bawah tebing, dan tidak mendirikan bangunan di atas tanah yang tidak memenuhi tingkat kepadatan yang sesuai.
Selain itu pemetaan mikrozonasi, membangun kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah melalui pelatihan antisipasi, meyiapkan alur dan tempat evakuasi bencana, menyelenggarakan pendidikan dini tentang gempa bumi, serta membangun alur evakuasi. (*)