TEMPO.CO, Makassar - Seorang tukang becak di Kota Makassar tewas digorok kakak kandungnya sendiri lantaran berebut penumpang, Ahad, 1 Januari 2017. Keduanya tidak akur sejak lama.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Ujung Pandang Komisaris Ananda Fauzi Harahap, kasus pembunuhan itu terjadi di Jalan Gunung Merapi depan Toko Sinar Merapi akibat rebutan penumpang. "Dua saudara ini Subu, 36 tahun dan pelaku Amiruddin bin Nasa, 47 tahun, memang tidak akur. Hal sekecil apapun itu selalu bertengkar," tutur Ananda di Markas Polrestabes Makassar, Senin 2 Januari 2017.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman pidana mati atau penjara 20 tahun atau seumur hidup.
Ananda mengatakan, korban yang berprofesi sebagai tukang becak dan pelaku bekerja sebagai tukang bentor kerap saling berebut penumpang. Sehingga, selalu muncul saling mengancam untuk membunuh. Bahkan kedua bersaudara ini awalnya tinggal berdekatan rumah Jalan Pelita Raya Makassar. "Tapi setelah tidak akur, pelaku yang juga kakak kandungnya pindah tempat tinggal di Jalan Sepakat Inspeksi Kanal," ucap dia.
Ananda menerangkan, awalnya korban ditemukan tergeletak di Jalan Gunung Merapi, dengan luka robek pada bagian leher yang mengakibatkan meninggal dunia.
Pembunuhan tersebut, jelas Ananda, tak ada saksi mata yang melihatnya. Namun saat olah tempat kejadian perkara, polisi melihat peristiwa tersebut melalui rekaman kamera pemantau yang dimiliki Toko Sinar Merapi. Sebelum terjadi pembunuhan kedua bersaudara ini sempat berselisih. Sehingga pelaku dendam kepada korban karena diancam akan dibunuh.
"Pengakuan pelaku, dia akan dibunuh oleh korban. Jadi sebelum dibunuh pelaku nekat membunuh duluan," tutur dia.
Setelah membunuh, lanjut Ananda, pelaku melarikan diri. Sehingga tim Reserse Mobil Polrestabes Makassar dipimpin langsung Ajun Komisaris Polisi Edy Sabhara Manggabarani bersama anggota Polsekta Ujung Pandang melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Pelaku ditangkap polisi di rumahnya, Jalan Sepakat Inspeksi Kanal, bersama barang bukti yang digunakan membunuh. Seperti satu bentor, sangkur, jaket warna ungu, celana pendek warna coklat, jaket warna biru, dan helm warna hitam.
Hasil interogasi pelaku Amirruddin mengungkapkan dirinya sengaja membunuh adiknya sendiri. Dengan alasan korban pernah mengancamnya akan dibunuh. Sehingga dia merasa terancam. "Jadi saya langsung membunuh korban lalu melarikan diri," tambahnya.
DIDIT HARIYADI