TEMPO.CO, Jakarta - Ibunda calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Buniarti Ningsih, hadir di tengah acara deklarasi dukungan kaum perempuan terhadap pasangan Basuki-Djarot yang diselenggarakan kelompok relawan Badja Dharma, Senin, 19 Desember 2016. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ibu.
Buniarti hadir untuk memberikan dukungan moril kepada Ahok yang kembali mencalonkan diri sebagai gubernur. Dukungan moril juga ia berikan lantaran Ahok akan menjalani persidangan lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa, 20 Desember 2016.
Baca: Sidang Kedua Ahok Digelar di Tempat yang Sama
"Ada semua agama doakan Pak Ahok. Supaya Tuhan jaga dan memberkati dia. Dan menjaga Pak Ahok," ujar Buniarti di Gedung Smesco, Pancoran.
Dalam sebuah cuplikan video, Buniarti menyampaikan kesedihannya karena anaknya itu disebut tidak mencintai agama Islam. Padahal sejak kecil, Ahok banyak bergaul dengan masyarakat yang mayoritas muslim di Belitung Timur.
Selain itu, Ahok memiliki saudara angkat berlatar belakang muslim. "Jangan takut, agama apa pun juga dukung dan berdoa untuk Ahok. Jangan takut, Tuhan juga dengar," ujar Buniarti.
Baca: Terdakwa Penghadang Kampanye: Djarot Satu Grup dengan Ahok
Buniarti menitikkan air mata saat menyaksikan anaknya duduk di kursi pesakitan dalam persidangan pertama yang digelar pada Selasa, 13 Desember. Menurut Buniarti, Ahok menangis di tengah persidangan karena hari itu tepat ayah kandungnya meninggal dunia.
"Dia ingat bapak dan bapak angkatnya. Sebab, kemarin pas bapaknya meninggal. Lalu, dia menangis. Dia (Ahok) itu anak jujur dan taat sama Tuhan. Bahkan dari daerah kecil dan bisa sampai Jakarta itu semua anugerah Tuhan. Saya tetap doa," ucap Buniarti.
Sebagai seorang ibu, Buniarti mengaku hanya bisa berdoa untuk putranya. Buniarti pasrah dengan masalah yang menerpa Ahok. Sebagai manusia biasa, Buniarti mengatakan hanya bisa berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa.
LARISSA HUDA