TEMPO.CO, Jakarta – Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan Istana Kepresidenan memang benar diincar oleh empat teroris Bekasi yang telah ditangkap oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror.
Hal itu sekaligus mengklarifikasi pernyataan Mabes Polri sebelumnya, yang menyebutkan informasi ihwal Istana Kepresidenan menjadi target teroris masih simpang-siur. “Ancaman teror itu benar ke Istana dan kami percaya laporan Kapolri,” ujar Pramono saat ditemui di Istana Kepresidenan, Selasa, 13 Desember 2016.
Pada Sabtu lalu, 10 Desember 2016, Densus 88 berhasil menangkap empat orang di sebuah rumah kos di Bekasi. Mereka berinisial MNS, S, AS, dan DYN. Dikabarkan DYN akan melakukan serangan bom bunuh diri di Istana Kepresidenan.
Bom itu akan diledakkan di depan Istana Kepresidenan saat pergantian jaga Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) pada Ahad lalu. Namun Kepala Bagian Penerangan Umum Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan hal itu belum pasti. Baru berupa isu yang beredar.
Menurut Pramono, ancaman bom yang direncanakan diledakkan di depan Istana Kepresidenan dibenarkan oleh Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian pada Minggu malam, 11 Desember 2016, sebelum Presiden Joko Widodo bertolak ke India dan Iran selama empat hari.
Pramono mengatakan Kapolri Tito melaporkan langsung hal itu kepada Presiden Jokowi. “Kapolri juga memastikan bahwa keamanan akan tetap terjaga selama Presiden berada di India dan Iran,” tuturnya.
Meski ada ancaman bom, Pramono memastikan hal itu tidak akan berpengaruh pada pengamanan Istana Kepresidenan. Bahkan ia mengatakan tidak akan ada penambahan personel Paspampres secara khusus.
Pihak Istana juga tidak akan meniadakan proses pergantian jaga Paspampres secara terbuka. “Tetapi kewaspadaan terhadap ancaman pasti ada,” ucap Pramono.
ISTMAN MP