TEMPO.CO, Banjarmasin - Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan melakukan pengejaran terhadap pelaku pencurian 183 unit detonator bom milik PT Adaro Indonesia yang tersimpan di gudang milik perusahaan tambang batu bara itu.
Kepala Polda Kalimantan Selatan Brigadir Jenderal Erwin Triwanto mengatakan sudah menurunkan tim khusus untuk melacak para pencoleng detonator yang kemungkinan dilakukan lebih dari seorang pada Rabu dinihari, 5 Oktober lalu.
Menurut dia, semua detonator yang hilang terbungkus dalam tiga kardus besar. Dari pantauan di lapangan, Erwin menemukan ada kelalaian manajemen perusahaan dalam pengamanan gudang detonator, seperti lampu mati sejak tiga hari sebelum pencurian dan kurangnya pos pengamanan.
Akibat lampu mati, ucap Erwin, sejumlah unit CCTV tidak efektif memantau kondisi di gudang penyimpanan detonator. Ia pun belum menyimpulkan, apakah pencurian detonator atas inisiatif para teroris dengan melibatkan internal perusahaan atau tidak.
“Saya belum berani ke arah sana (teroris). Tapi ini sangat berbahaya. Kalau pihak yang menemukan itu memiliki kemampuan dalam bahan peledak, ya berbahaya,” ujar Erwin di Markas Polda Kalimantan Selatan, Jumat, 7 Oktober 2016.
Mengutip keterangan ahli, Erwin menuturkan jenis detonator yang hilang itu hanya digunakan PT Dahana. Cara meledakkannya pun harus menggunakan alat khusus. Tanpa alat pemicu khusus ini, Erwin menjamin bakal merusak instrumen di dalam detonator itu sendiri.
Menurut dia, fungsi detonator sebenarnya hanya pemicu dinamit agar menghasilkan daya ledak besar. “Tapi, kalau sudah expert, bisa dilakukan tindakan lain. Ini bahaya juga,” katanya.
Erwin menduga pelaku memanfaatkan kondisi hujan deras dan lemahnya pengamanan ketika mencuri 183 unit detonator. Polisi masih menelusuri jejak pelaku dengan meminta keterangan satpam dan polisi yang kebetulan berjaga saat kejadian.
“Ada kerusakan di lubang ventilasi yang cukup kecil. Mungkin orang berbadan kecil bisa masuk. Tadi pagi, kami menemukan serpihan potongan baja. Pelaku sepertinya menggergaji,” ucap Erwin.
Ia meminta manajemen PT Adaro menambah unit CCTV dan pos pengamanan serta memperbaiki ventilasi gudang penyimpanan hulu ledak yang kerap digunakan meruntuhkan tebing area tambang itu. Pihaknya akan berusaha meringkus para pencoleng 183 unit detonator itu dalam waktu singkat.
DIANANTA P. SUMEDI
Baca:
Bank Indonesia Teliti Uang Dimas Kanjeng, Hasilnya Adalah...
Gatot Brajamusti, Aspat, dan Seks 'Threesome' di Padepokan
Dituding Minta Mahar Rp 10 T ke Ahok, PDIP Lapor Polisi