TEMPO.CO, Palangkaraya-Berdasarkan pantauan Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara Cilik Riwut, Palangkaraya, selama Mei ditemukan tujuh titik api (hotspot) di Kalimantan Tengah. Agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan seperti 2015, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar apel siaga di halaman kantor gubernur, 10 Juni 2016.
Wakil Gubenur Kalimantan Tengah Habib Said Ismail mengatakan walau hanya terpantau tujuh titik panas selama Mei, namun semua pihak diminta waspada. Apalagi saat ini sedang memasuki musim kemarau yang puncaknya diperkirakan Agustus.
“Kita mengacu pada arahan Bapak Presiden dalam rapat koordinasi pada 18 Januari 2016 yang meminta kita waspada kebakaran lahan. Presiden menginginkan 2016 kita bebas asap," ujar Habib.
Selain itu apel siaga juga untuk mensinergikan antar instansi dalam mengelola kebakaran hutan dan meninggalkan egosektoral. Tujuannya agar pencegahan dan pengendalian kebakaran bisa tertangani maksimal. ”Presiden juga menginstruksikan penegakan hukum terhadap pembakaran lahan terus dilaksanakan. Perlu diambil langkah tegas," tutur Habib.
Menurut Habib pihaknya sudah melakukan pantroli terpadu antara masyarakat dan unsur aparat keamanan baik dari TNI, Polri, Manggala Agni, regu–regu pengendalian kebakaran hutan sektor perkebunan, kehutanan dan pertambangan. Konsorsium jasa kontruksi dan Bank Pembangunan Kalteng, kata dia, juga telah menggali sumur bor.
Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah Sipet Hermanto membenarkan bahwa hingga 31 Mei lalu titik panas yang terpantau ada 7 titik. Dia mewaspadai hal tersebut agar titik panas tidak berkembang menjadi 4.142 seperti 2015. "Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup, titik api itu melalap 441.665 hektare lahan tahun lalu," ujar dia.
Sipet mengimbuhkan tahun ini pihaknya punya target menggali 2 ribu sumur bor di seluruh kabupaten/kota. Namun jumlah yang terealisasi baru 204 buah dan hanya di Palangkaraya. "Dengan apel siaga ini pencegahan kebakaran hutan dan lahan diharapkan bisa lebih terkoordininasi," ucapnya.
KARANA W.