TEMPO.CO, Subang - Empat korban tewas terseret banjir bandang yang menerjang Kampung Sukamukti, Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Jawa Barat, sudah dimakamkan.
Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kabupaten Subang Tatang menjelaskan, empat korban tewas itu adalah Parmi, 50 tahun, Mae (17), Eni (45), dan Nabila (7 bulan). "Keempatnya ditemukan meninggal di lokasi kejadian. Mereka sudah dimakamkan pihak keluarga," katanya, Senin, 23 Mei 2016.
Menurut Tatang, banjir bandang yang terjadi pada Minggu malam, 22 Mei 2016, itu juga mengakibatkan beberapa orang luka berat. Mereka adalah Anen, 55 tahun, Musa (55), Raza (14), Ma'mur S.R. (47), dan Angga (4). Sedangkan seorang korban, Rizal, 10 tahun, yang diduga terseret banjir, masih dalam pencarian.
Banjir bandang ini bermula dari terbendungnya saluran Sungai Ciponali, yang tertutup material batu dan tanah longsor dari bagian tebing, setelah terjadi hujan deras sepanjang Ahad malam. "Air kemudian meluap dan menyeret puluhan rumah yang berdiri di sepanjang bantaran sungai," ucap salah seorang warga Desa Sukakerti, Ucup.
Terjangan banjir bandang ini terjadi dua kali. Banjir kedua hanya berselang satu jam setelah banjir pertama. Bagi warga Desa Sukakerti, ini adalah bencana yang pertama kali terjadi.
Aparat gabungan Polri, TNI, Satpol PP, Tagana, Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lain dikerahkan ke lokasi kejadian. “Sejumlah bantuan, seperti makanan, obat-obatan, fasilitas penanganan bencana, dan sejumlah bantuan lain sudah dikirim ke lokasi,” tutur Kepala Satpol PP Subang Asep Setia Permana.
Hingga saat ini, Satpol PP terus mendata korban dan jumlah kerugian materiil akibat banjir bandang tersebut. Ratusan warga yang terkena dampak diungsikan ke bangunan sekolah dasar, yang dinilai lebih aman, guna mengantisipasi datangnya banjir bandang susulan.
NANANG SUTISNA