TEMPO.CO, Banyuwangi - Lokasi tambang emas di Gunung Tumpang Pitu yang masuk wilayah Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sudah ditetapkan sebagai obyek vital nasional. Hal ini diketahui salah satunya dari Surat Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 651 k/30/MEM/2016.
Hal itu diungkapkan oleh Corporate Secretary PT Merdeka Copper Gold, yang merupakan induk dari PT Bumi Suksesindo, Muhammad Baskoro dan Ellie Turjandi, melalui pesan elektroniknya kepada Tempo.
Keduanya berharap dengan status obyek vital nasional, tambang emas PT Bumi Suksesindo (BSI) dapat segera berproduksi dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. "Pemerintah berkepentingan bahwa sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan negara."
Tambang emas itu bernilai material serta memiliki dampak ekonomi yang luas baik bagi Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, maupun pemerintah pusat. PT BSI juga sudah mengantongi izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi dan sertifikat atas status clear and clean dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Corporate Social Responsibility akan dilakukan manajemen. Program Pengembangan Masyarakat (Community Development) terdiri atas dua konsep besar, yaitu pengembangan masyarakat dan komunikasi masyarakat. Yang dilakukan BSI dalam program pengembangan masyarakat adalah dengan membagi ke dalam konsep empat pilar pembangunan, meliputi kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan infrastruktur.
Di bidang pendidikan, BSI memberikan sekitar 50 beasiswa mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tahun ini akan memberikan beasiswa untuk santri. Selain itu, BSI juga membuat taman bacaan masyarakat. Sedangkan di bidang kesehatan, BSI mendorong program-program pemerintah, seperti posyandu, pemberian gizi tambahan, hingga mobil ambulans.
Adapun di bidang infrastruktur, BSI membantu pengerasan jalan, renovasi fasilitas umum dan ibadah, pembuatan renovasi stadion sepak bola, pembuatan gardu pandang penyelamat pantai, sampai pembuatan parit.
Dalam bidang pemberdayaan ekonomi, saat ini BSI sedang melakukan identifikasi pembentukan kelompok masyarakat untuk mengelola sampah, budi daya ikan air tawar, ternak sapi, ternak kambing, usaha jamur tiram, hingga intensifikasi padi.
Hal lain yang dilakukan BSI adalah membantu pengembangan usaha penyulingan minyak atsiri dan pembuatan jut net untuk bahan reklamasi di tambang.
Ihwal komunikasi dengan masyarakat, BSI secara berkesinambungan selalu melakukan sosialisasi dan pemaparan atas setiap aktivitas pertambangan. Sosialisasi diberikan kepada masyarakat, pemangku wilayah (TNI, POLRI dan regulator) serta badan-badan masyarakat yang ada dengan menggunakan media konvensional.
DAVID PRIYASIDHARTA