TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri Muhammad Iqbal mengatakan lima dari enam WNI yang lolos dari perompakan oleh kelompok Abu Sayyaf sudah pulang ke Jakarta. Kelimanya merupakan anak buah kapal TB Henry dan tongkang Christy yang dirompak Abu Sayyaf di perairan Malaysia-Filipina pada 15 April lalu.
“Lima sudah di Jakarta sekarang, yang satu masih di Tawau (Negara Bagian Sabah, Malaysia),” ujar Iqbal saat ditelepon Tempo, Minggu, 24 April 2016.
Menurut Iqbal, satu WNI yang belum pulang tersebut adalah korban luka tembak saat perompakan terjadi. Saat ini WNI atas nama Lambas Simanungkalit itu sedang menjalani perawatan, didampingi pihak dari Konsulat Jenderal RI di Tawau. “Serah-terima para WNI ini dari otoritas Malaysia ke pemerintah Indonesia dilakukan pada Kamis lalu, 21 April 2016.”
Baca juga: Menteri Retno: WNI Sandera Abu Sayyaf Masih Aman
Iqbal menyampaikan, kapal Henry dan Christy yang tak sempat dibawa kelompok Abu Sayyaf sudah diizinkan kembali ke Tarakan, Kalimantan Utara. Kedua kapal tersebut bisa diamankan otoritas Malaysia saat perompakan terjadi.
“Kapal Henry dan Christy juga sudah di Jakarta, pemulangannya sudah diurus. Proses ‘sign on’ (pengurusan sertifikat pengembalian kapal) juga sudah beres,” katanya.
Kedua kapal Indonesia ini, kata Iqbal, dikawal Polisi Perairan Malaysia hingga sampai perairan Indonesia. Kapal tersebut diantar ke Tarakan dan disambut satuan TNI Angkatan Laut.
Para WNI yang pulang, tutur Iqbal, akan dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Dia mengatakan pengembalian kapal Henry dan Christy tidak sama dengan pengembalian kapal Brahma 12 dan Anand 12, yang juga sempat dirompak kelompok Abu Sayyaf pada akhir Maret lalu. “Tapi sign on juga akan segera beres.”
Baca juga: Militer Filipina Larang Bayar Uang Tebusan kepada Abu Sayyaf
Dalam perompakan tersebut, kelompok Abu Sayyaf gagal merebut kapal Henry dan Christie, tapi mereka menawan 4 WNI dan kabur dengan perahu cepat ke arah utara perairan Tawi-Tawi, Filipina. Jika digabung dengan perompakan kapal Brahma 12 dan Anand 12, total ada 14 WNI yang kini disandera Abu Sayyaf.
Pemerintah sedang mengupayakan keselamatan para WNI tersebut. "Informasi yang kami peroleh, alhamdulillah para WNI masih dalam kondisi baik. Upaya terus kami lakukan," ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu kemarin.
Retno mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan pemerintah Filipina. "Semua komunikasi, saran, dan upaya terus kami lakukan mengenai cara penyelesaian yang terbaik," ujarnya.
YOHANES PASKALIS