TEMPO.CO, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan hingga kini masih terus terjadi di Provinsi Riau. Udara kering yang melanda pesisir timur memicu pertumbuhan jumlah titik api di sejumlah wilayah. Kebakaran hutan dan lahan mulai mengancam cagar biosfer Giam Siak Kecil. Seluas 5 hektare hutan di zona transisi cagar alam itu hangus terbakar.
"Kebakaran lahan sudah terjadi sejak empat hari lalu," kata Kepala Bidang Pemadam Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Suiswantoro saat dihubungi Tempo, kamis, 21 April 2016.
Suiswantoro menyebutkan titik api muncul di Desa Sumber Jaya dan Lubuk Mudo, Kecamatan Siak Kecil, yang berbatasan langsung dengan cagar biosfer. Cuaca panas dan tiupan angin kencang membuat titik api cepat meluas. Terlebih, kata Suiswantoro, titik api yang jauh berada di kawasan hutan dan minimnya sumber air membuat petugas kesulitan memadamkan api.
Hingga kini, kata dia, 20 tim pemadam dari BPBD Bengkalis, dibantu 100 personel pemadam api dari perusahaan Sinarmas Foresty, masih berjibaku memadamkan api. Selain itu, kata dia, dua helikopter waterbombing turut dikerahkan dari udara agar kebakaran lahan tidak meluas ke zona inti cagar biosfer. "Dua helikopter dari Sinarmas dan BNPB juga sudah dikerahkan untuk memadamkan api," katanya.
Suiswantoro mengatakan kebakaran lahan di zona transisi cagar biosfer besar kemungkinan akibat unsur kesengajaan dari pihak tidak bertanggung jawab yang membuka perkebunan sawit. Hal itu terlihat dari bekas tebangan pohon dan rambahan ilalang yang disengaja. Namun petugas tidak menemukan satu pun perambah di kawasan tersebut.
"Besar kemungkinan sengaja dibakar untuk perkebunan, apalagi di sekitar kawasan itu sudah banyak perkebunan kelapa sawit," ujarnya.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil merupakan satu dari tujuh cagar biosfer yang ada di Indonesia. Hutan ini terletak di dua wilayah pemerintah, yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Hutan rawa gambut Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil memiliki luas 84.967 hektare, sedangkan Suaka Margasatwa Bukit Batu seluas 21.500 hektare. Keduanya merupakan bagian dari eco-region hutan Sumatera yang dapat tergabung menjadi sebuah kawasan konservasi dengan area inti cagar biosfer seluas 178.722 hektare.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dikukuhkan dalam sidang UNESCO di Jeju, Korea Selatan, 26 Mei 2009. Cagar biosfer merupakan satu-satunya konsep kawasan konservasi dan budi daya lingkungan yang diakui secara internasional.
RIYAN NOFITRA