TEMPO.CO, Indramayu - Jebolnya tanggul Sungai Cimanuk menyebabkan kerugian besar bagi petambak di Kabupaten Indramayu. Pasalnya, ikan bandeng yang sudah mereka tabur pun ikut hanyut terbawa air sungai.
Tanggul Sungai Cimanuk di Blok Waledan, Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Indramayu jebol pada Ahad 7 Februari lalu. Tanggul yang jebol mengakibatkan rumah warga terendam banjir dan menyebabkan 250 KK terpaksa harus mengungsi. Selain itu sebanyak 6 rumah warga mengalami kerusakan berat karena letaknya paling dekat dengan tanggul sungai.
Kini saat banjir perlahan mulai surut, petambak pun kembali mengeluh dan menjerit. Mereka mengalami kerugian yang besar karena ikan bandeng yang dibudidayakan seluruhnya hanyut terbawa air. “Kami rugi besar,” kata Warpata, warga Blok Waledan, Desa Lamarantarung, Selasa 9 Februari 2016.
Luapan air Sungai Cimanuk telah mengubah areal tambak menjadi lautan air. Batas-batas tambak pun kini sudah tidak terlihat lagi.
Ikan bandeng yang ada di kolam rata-rata berusia dua hingga tiga minggu. Ada pun modal yang sudah mereka keluarkan sudah mencapai Rp 2 juta per petak.
“Sedangkan untuk petak yang lebih besar petambak bisa mengeluarkan hingga Rp 5 juta/petak,” kata Warpata. Uang sebesar itu digunakan selain untuk membeli bibit ikan bandeng juga untuk pakannya.
Hal senada diungkapkan petambak lainnya, Sogleng. “Sepuluh ribu bibit ikan bandeng sudah saya tebar di tambak,” kata Sogleng. Sogleng sendiri memiliki dua hektar tambak ikan bandeng. Kini, banjir yang menerjang Blok Waledan tidak menyisakan seekor ikan bandeng pun di tambaknya.
Sementara itu Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Saptaji Aminudin, mengungkapkan jika berdasarkan laporan dari aparat desa, areal tambak di Blok Waledan yang terendam banjir mencapai sekitar 100 hektare. Namun untuk kerugian menurut Saptaji masih dilakukan perhitungan.
IVANSYAH