TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Adhie Massardi mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sudah harus membuat suatu kabinet yang 100 persen terdiri dari orang-orang pilihannya. "Ini momentum untuk buat kabinet 100 persen presiden," kata Adhie saat ditemui di Matraman, Jakarta, pada Sabtu 26 Desember 2015.
Menurut Adhie saat ini banyak menteri-menteri dalam kabinet kerja yang bukan orang-orang pilihan presiden, namun merupakan orang pilihan wakil presiden, hingga menurutnya terjadi dualisme kepemimpinan.
"Mau loyal sama presiden atau sama wapres yang milih dia jadi menteri," ujar mantan juru bicara Presiden Gus Dur ini. Ia menganggap nama-nama yang berasal dari partai politik banyak yang tidak dikenal oleh Jokowi, namun dikenal oleh Jusuf Kalla.
Karena itu ia merasa reshuffle amatlah tepat jika dilakukan pada bulan Desember ini, selain itu indikator reshuffle amatlah mudah untuk dilakukan presiden. "Punya Nawacita, menteri-menteri yang enggak paham harus direshuffle," ia menuturkan.
Pergantian di bulan Desember dirasa sangat tepat karena di tahun yang baru nanti, semua menteri yang baru akan mulai bekerja dengan semangat yang baru. "Saya rasa akan sangat strategis," ia menjelaskan.
Ia juga menganggap Presiden Joko Widodo tak perlu membuat kloter jika ingin melakukan reshuffle. Adhie merasa bisa saja presiden mereshuffle satu atau dua orang menteri dahulu, yang lain menyusul.
"Semuanya tinggal apakah presiden punya keberanian seperti itu," ucapnya. Ketika ditanyakan siapa menteri yang paling layak direshuffle, ia katakan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said sebagai yang paling layak direshuffle.
DIKO OKTARA