TEMPO.CO, Cilacap - Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Taufik Hidayatulloh meminta kepolisian menindak kegiatan kelompok Islam yang dituding memiliki ideologi radikal di Nusakambangan.
Kelompok ini berada di Selok Jero dan Kampung Laut. "Mereka semua, baik yang di Kampung Laut, Selok Jero, dan yang berkunjung ke penjara Nusakambangan, adalah berjaringan. Kami sudah melakukan pendalaman akan keberadaan mereka di Cilacap cukup lama,” ujar Taufik, Selasa, 7 April 2015.
Menurut Taufik, mereka memiliki rumah singgah di dalam Kota Cilacap untuk menampung para pengikut kelompok ini yang datang dari jauh. "Aparat harus segera bertindak. Sudah banyak fakta mereka memprovokasi warga Kampung Laut untuk melawan agama lain di Kampung Laut," katanya.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya, sekelompok orang menghuni Selok Jero yang terletak di ujung barat Pulau Nusakambangan. Dari Cilacap, lokasi ini bisa dijangkau dengan perahu sekitar empat jam perjalanan. "Di Nusakambangan sekarang sudah ada pondok pesantrennya," kata Ulung.
Kelompok ini juga sudah membangun masjid dan asrama penginapan. Masjidnya diberi nama Jami Al-Muwahidin. “Lokasinya cukup tersembunyi dan hanya bisa ditembus melalui jalur tikus,” ujar Ulung. Dia mengaku sudah bertemu dengan Ustad Abu Tohari yang mengelola masjid tersebut. Menurut Ulung, polisi belum melihat kelompok ini melakukan latihan bersenjata sebagaimana isu yang beredar.
Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Tengah Mirza Zulkarnain mengatakan keberadaan kelompok Abu Tohari di Nusakambangan ilegal. "Selain petugas dan keluarganya, kami tidak pernah mengizinkan penduduk lain bertempat tinggal di Nusakambangan," kata Mirza. Untuk itu instansinya akan segera mengambil tindakan.
ARIS ANDRIANTO