TEMPO.CO, Malang - Wali Kota Malang Muchamad Anton mengajak para ulama, kiai ,dan habib terlibat dalam usaha menangkal gerakan radikal kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ajakan itu disampaikan setelah tiga warga Malang ditangkap tim Detasemen Khusus 88 terkait dengan keterlibatan mereka dalam kelompok yang berbasis di Suriah itu, Rabu, 25 Maret 2015.
"Ulama dan kiai akan kami kumpulkan agar memberikan pemahaman yang benar soal Islam," kata Anton di kampus Universitas Brawijaya Malang, Kamis 26 Maret 2015.
Ia berharap, dalam pengajian dan kegiatan keagamaan lain, para ulama memberikan pesan bahwa Islam merupakan agama yang cinta damai. Tujuannya, masyarakat Malang tak ikut ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan berperang. "Habib saja menyatakan orang yang ikut jihad itu keblinger. Sudah enggak waras," ujarnya.
Abah Anton, begitu Wali Kota Malang ini biasa disapa, juga menginstruksikan seluruh ketua rukun tetangga dan rukun warga di Malang untuk mengawasi lingkungan masing-masing. Jika ada yang mencurigakan, mereka harus melapor ke petugas keamanan setempat.
Ihwal instruksinya itu, Anton mengatakan telah berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Resor Kota Malang Ajun Komisaris Besar Singgamata. "Pak Kapolresta juga yang melaporkan bahwa mereka yang ditangkap itu baru pulang dari Suriah," ujarnya.
Anton berpesan kepada warga Kota Malang agar tak mudah tergoda oleh iming-iming uang. Dididuga dalam perekrutan pengikut ISIS dijanjikan gaji yang besar. "Jangan tergoda gaji besar dan umrah gratis," ujarnya.
Tiga warga yang diduga pengikut ISIS di Malang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror. Mereka yakni Helmi Alamudin, warga Kelurahan Karangbesuki; Abdul Halim, warga Kelurahan Kasin; dan Achmad Junaedi, warga Kelurahan Bumiayu. Mereka disergap di lokasi dan waktu yang berbeda pada Rabu, 25 Maret 2015.
EKO WIDIANTO