TEMPO.CO, Surakarta - Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengaku kecewa dengan berlangsungnya kerja sama pembuatan mobil nasional yang menggandeng pabrikan asal Malaysia, Proton. Dia menganggap kerja keras dalam mempromosikan mobil Esemka beberapa tahun lalu sia-sia.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo yang saat itu masih menjadi Wali Kota Surakarta telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan mobil rakitan siswa sekolah menengah kejuruan itu. "Konsep produksi di semua lini juga telah disiapkan," katanya, Senin, 9 Februari 2015.
Bahkan Rudyatmo sempat berjuang sekuat tenaga agar mobil Esemka lulus uji emisi. "Saya mengemudikan mobil itu dari Solo menuju Jakarta," katanya. Pada saat itu, mobil tersebut dikemudikan bergantian oleh Rudyatmo dan Roy Suryo.
Dia justru menyarankan agar pemerintah bekerja sama dengan negara maju lain dalam mengembangkan mobil nasional. "Sekalian saja dengan Jepang atau Jerman," katanya. Menurut dia, negara-negara itu memiliki industri otomotif yang menggunakan teknologi terkini.
Rudyatmo merasa pesimistis Indonesia bisa mendapat keuntungan dalam bentuk alih teknologi. "Kalau dari Proton, yang mau diambil apanya?" kata Rudyatmo.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan tidak akan memberikan insentif khusus pada mobil yang akan diproduksi Proton dengan perusahaan milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara A.M. Hendropriyono tersebut. "Ini sama seperti industri otomotif lain yang selama ini sudah berinvestasi di dalam negeri," kata Saleh di kantor Kementerian Perindustrian, Senin, 9 Februari 2015.
Karena itu, menurut Saleh, pemerintah tidak akan memberikan perlakuan khusus terhadap proyek produksi mobil Proton dengan perusahaan Hendropriyono itu. Pemerintah, menurut Saleh, tidak akan membeda-bedakan proyek mobil Hendropriyono dengan perusahaan otomotif lain yang sudah ada sebelumnya. "Semua berlaku sama," kata Saleh.
AHMAD RAFIQ