TEMPO.CO, Surabaya - Beberapa tetangga Abu Fida, terduga anggota jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ditangkap di Kota Surabaya pada Kamis, 14 Agustus 2014, sekitar pukul 07.30 WIB, mengenalnya sebagai sosok yang tertutup. "Meski tertutup, dia orangnya murah tersenyum kalau disapa. Ibadahnya khusyuk," kata Darno, tetangga belakang rumah Abu, Jumat, 15 Agustus 2014.
Menurut Darno, Abu memiliki seorang istri dan tiga anak. Mereka sehari-hari berjualan obat herbal di rumah. "Rumahnya itu kan kayak ruko, jadi, ya, jualnya di situ," katanya.
Darno mengatakan, beberapa tahun lalu, ayah Abu Fida merupakan takmir Masjid Al-Ihsan Sabilillah yang berada pas di seberang rumahnya. "Bahkan dulu Abu Bakar Ba'asyir sebelum ditangkap sering mengisi pengajian di sana," katanya.
Sementara itu, Misya, tetangga sebelah rumah Abu, mengatakan sehari sebelum penangkapan, yaitu Rabu, 13 Agustus 2014, dia masih sempat membeli obat di toko Abu. "Saya beli salep waktu itu. Banyak yang jodo sama obatnya," kata Misya.
Misya menambahkan, pada Rabu sore itulah dia terakhir kali bertemu dengan istri Abu. Setelah itu, dia tidak pernah melihatnya dan anak-anaknya. "Setelah rame-rame itu ga pernah bertemu, padahal biasanya ngantar anak-anaknya sekolah," katanya.
Saat Tempo mengetuk pintu rumah Abu beberapa kali, sama sekali tidak ada jawaban dari dalam rumah. Tampak semua pintu rumah itu tertutup rapat.
Sebelumnya, Aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Republik Indonesia menangkap Abu lantaran diduga anggota jaringan ISIS di Kota Surabaya, Kamis, 14 Agustus 2014, sekitar pukul 07.30 WIB. Polisi menyita satu laptop dalam penggeledahan rumah Abu (Baca: Densus Tangkap Terduga Anggota ISIS di Surabaya )
EDWIN FAJERIAL
Berita Terpopuler