TEMPO.CO, Kediri - Unit Crisis Centre Rumah Sakit Baptis Kediri meminta orang tua memperketat penggunaan gadget pada anak-anak. Peringatan ini disampaikan menyusul terjadinya tindak asusila yang dialami seorang pelajar sekolah luar biasa akibat kontak via jejaring Facebook.
Juru bicara Rumah Sakit Baptis Kediri Dyah Eruwati mengatakan tingkat kejahatan seksual yang mengancam anak di bawah umur makin memprihatinkan. Ancaman ini bisa melalui kontak fisik secara langsung dengan pelaku atau melalui dunia maya dengan piranti gadget. "Ini bukan omong kosong karena sudah ada korban," kata Dyah kepada Tempo, Senin, 28 April 2014.
Dia menceritakan saat ini tim psikiater Crisis Centre RS Baptis tengah mendampingi seorang remaja korban asusila. Kasus ini tergolong berat karena korban yang masih berstatus pelajar ini sedang mengandung. Korban juga mengalami gangguan mental.
Menurut Dyah, petaka yang menimpa korban ini berawal dari penggunaan gadget yang diberikan orang tuanya. Melalui dunia maya, korban terperdaya oleh seorang penjahat seksual yang mengajak bertemu muka. Setelah korban masuk perangkap, pelaku mencabulinya hingga hamil.
Saat ini kasus tersebut tengah ditangani Kepolisian. "Kami berupaya memberikan pemulihan psikologis kepada korban dan keluarganya," katanya. (Baca: KPAI: Sekolah JIS dapat Dijerat Pasal Berlapis)
Dyah juga meminta para orang tua untuk lebih serius mengawasi anak-anaknya dari ancaman penjahat seksual. Sebab, beberapa kasus kekerasan seksual yang ditangani Unit Crisis Centre RS Baptis selama ini banyak mendapati pelaku adalah orang terdekat korban. Ancaman ini tak hanya terjadi di rumah, melainkan juga di sekolah seperti yang menimpa siswa Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS). (Baca: Efek Domino Pelecehan di TK JIS bagi Sekolah Lain)
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Kota Kediri Heri Nurdianto meminta aparat Kepolisian memberlakukan restorasi justice terhadap korban dan pelaku kejahatan seksual yang masih di bawah umur. Pemidanaan kepada mereka akan dianggap membunuh masa depan anak-anak dan berpotensi menjadi pelaku kejahatan profesional. "Sebisa mungkin dicari solusi terbaik di luar hukum antara kedua pihak karena bagaimana pun pemidanaan bukan jalan terbaik bagi anak-anak," katanya. (Baca: Lima Dampak Buruk Gadget)
HARI TRI WASONO
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler lainnya:
Ayah-Ibu Korban JIS Silang Pendapat
Jadwal dan Klasemen Liga Primer Inggris Malam Ini
Jakarta, Kota dengan Pertumbuhan Terpesat Sedunia