TEMPO.CO, Denpasar - Pertanian dan petani di Bali saat ini menuju ambang kelenyapan. Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Wayan Windia, mengatakan kondisi pertanian di Pulau Dewata itu kini sangat kritis.
"Tinggal sedikit saja, petani Bali menuju pralina (pelenyapan)," kata Wayan dalam diskusi di gedung Bali Tourism Board, Selasa, 4 September 2012.
Tanda-tanda terancamnya pertanian Bali mudah dilihat dari peralihan lahan pertanian yang setiap tahunnya bisa mencapai 1.000 hektare. Investasi di Bali pun 99 persen didominasi oleh investasi di bidang tersier alias pariwisata. Itu sebabnya, anak-anak muda Bali sudah tidak mau lagi bekerja sebagai petani karena identik dengan kemiskinan.
Situasi ini sangat ironis, karena di sisi lain, subak sebagai sistem pengelolaan air untuk pertanian Bali justru diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. "Padahal, kalau pertanian lenyap, subak otomatis akan hilang," katanya.
Menurut Wayan, pertanian telah menjadi pendukung utama bagi pariwisata Bali, khususnya bagi turis yang datang untuk menikmati keindahan alam Bali.
Dia mengusulkan agar ada peraturan daerah yang bisa memproteksi pertanian di Bali. Proteksi bisa diarahkan untuk memastikan adanya keterkaitan antara pertanian dan industri pariwisata. Saat ini, hasil produksi pertanian Bali tidak diserap oleh hotel dan restoran atau bila dikonsumsi oleh hotel telah melalui rantai perantara yang sangat panjang. "Akibatnya, harga terlalu rendah di petani dan sangat mahal didapat oleh hotel," katanya.
Wayan mengusulkan dibentuknya sebuah lembaga yang bisa menjadi perantara antara petani dan hotel. Bagi petani akan memperingan proses pembayaran dan mempermudah akses, sedangkan bagi hotel akan memberikan jaminan kualitas serta pasokan yang teratur.
Menanggapi usulan itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Cok Ace, menyatakan setuju untuk memangkas hambatan dalam memanfaatkan produk pertanian Bali.
"Kami juga memiliki komitmen untuk menyelamatkan pertanian Bali," ujarnya. Namun, di sisi lain, ia juga meminta adanya perlindungan pemerintah bagi hotel dan restoran dari adanya persaingan yang tidak sehat akibat investasi hotel yang baru.
ROFIQI HASAN
Terpopuler:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)
Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta
DPR Desak MUI Jawa Timur Cabut Fatwa Sesat Syiah
Modus Mafia Anggaran Garap Proyek Banggar
Besok, Cirus Sinaga Diusulkan Dipecat
Mabes Polri: Kami Membantu Tersangka Simulator SIM
Membaca Utuh Kuliah Twitter Advokat Korup
Ditanya Soal F-16, Hillary Malah Bicara Papua
Terduga Teroris dari Condet Tulis Surat Perpisahan
Djoko Susilo Diganti Terkait Kasus Simulator SIM