TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR RI dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Akbar Faisal, yang sempat dikira anggota Front Pembela Islam (FPI), akhirnya diajak berfoto bersama dengan warga Dayak yang hampir menyergapnya. “Setelah minta maaf, mereka malah mengajak foto-foto,” ujar Akbar ketika dihubungi Tempo, Minggu, 12 Februari 2012.
Akbar mengatakan dirinya tidak menggunakan atribut atau pakaian tertentu yang membuat orang mengiranya sebagai anggota FPI. “Saya mengenakan jaket biasa, tidak seperti anggota FPI. Saya merasa heran sekaligus lucu,” katanya.
Akbar Faisal hampir disergap warga Dayak karena dikira anggota FPI di Palangkaraya, Sabtu, 11 Februari 2012. Saat itu ia sedang mencoba melakukan mediasi terhadap 1.000 anggota Dewan Adat Dayak (DAD) yang berdemo di Bandar Udara Cilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Para demonstran menolak kedatangan anggota FPI. Warga Dayak menganggap FPI sebagai organisasi yang mendukung kekerasan dan anarkisme.
Ketika demonstrasi berlangsung, Akbar sedang menunggu pesawat tujuan Jakarta yang seharusnya berangkat pukul 08.25 WIT. Suara keributan pun terdengar sampai ruang tunggu. Ternyata massa sedang menahan pesawat Sriwijaya Air yang di antara penumpangnya terdapat lima anggota FPI.
Khawatir demonstrasi mengarah anarkis, ia berinisiatif melakukan mediasi. “Petugas keamanan dan otoritas bandara tidak ada yang turun tangan,” kata Akbar.
Sebagai anggota DPR yang memiliki tanggung jawab di masyarakat, ia kemudian mendatangi massa yang sebagian di antaranya membawa senjata tradisional Kalimantan, mandau. Namun warga Dayak malah menudingnya sebagai anggota FPI.
Pilot Sriwijaya pun tidak berani membuka pintu pesawat karena warga Dayak menuntut para anggota FPI dikembalikan. Akbar kemudian menghubungi pemilik Maskapai Sriwijaya Air, Chandra Lie, tetapi gagal.
Ternyata, di antara demonstran DAD, sebagian ada yang mengenal Akbar. Kemudian ia dan beberapa anggota DAD yang mengenalnya, beserta petugas bandara, berdiskusi untuk mencari solusi.
Setelah mendapatkan jalan tengahnya, para anggota DAD meminta maaf kepada Akbar karena peristiwa salah sangka tersebut. Sesepuh DAD, Lukas, menjelaskan kepada Akbar tujuan mereka berdemo. Warga Dayak ingin menjaga agar budaya mereka yang menerima keanekaragaman beragama tetap terjaga. Kehadiran FPI dikhawatirkan mengancam keberagaman.
“Sebagai wakil rakyat, saya berinisiatif mencegah kekacauan. Jangan seperti pemimpin yang hanya bisa berkata prihatin kepada keadaan,” ujar Akbar menutup pembicaraan.
Setelah adanya permintaan maaf dari DAD, massa pun dapat dibubarkan. Akbar akhirnya berangkat ke Jakarta pada pukul 13.30 WIT.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terkait:
Dikira FPI, Akbar Faisal Disergap Warga Dayak
Warga Dayak Tolak Ketua FPI Habib Rizieq
Rizieq Tak Ikut Rombongan FPI ke Palangkaraya
Alasan Warga Dayak Tolak FPI
Tokoh FPI Habib Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng