TEMPO Interaktif, Semarang - Badan Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) RI menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Diponegoro Semarang dalam bentuk berbagai program, mulai dari bidang pendidikan, penelitian, sampai pengabdian masyarakat.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Kustantinah, mengatakan kerjasama ini dilakukan karena tingginya harapan masyarakat untu mendapatkan makanan dan obat yang bermutu bagi kehidupan mereka. "Untuk itu, BPOM perlu meningkatkan kemampuannya untuk berkompetisi dengan pasar Asean dan dunia dalam penyelenggaraan obat dan makanan tersebut," katanya, Jumat, 3 Juni 2011.
Usaha peningkatan tersebut dilakukan dengan meningkatkan kompetensi dan profesionalitas SDM BPOM secara terstruktur melalui program pendidikan, pelatihan, workshop dan lain-lain. BPOM berharap Undip sebagai penyelenggara pendidikan mampu memberikan kompetensinya dalam penyelenggaraan pendidikan. BPOM juga berharap mampu memanfaatkan jejaring yang Undip miliki, baik di dalam dan di luar negeri untuk peningkatan SDM BPOM.
Kesepakatan ini, kata dia, bertujuan mewujudkan hubungan yang saling menguntungkan, saling menghormati, dan saling mendukung berdasarkan prinsip keadilan serta keseimbangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat serta untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pengawasan obat dan makanan.
Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Sudharto P. Hadi MES, PhD, menyatakan dengan adanya penyelenggaraan pendidikan untuk karyawan BPOM di Undip maka hal ini memberikan kesempatan bagi Undip sebagai pengajar, juga belajar langsung dengan praktisi yang lebih mengetahui tentang apa yang terjadi di lapangan.
Rencana pelaksanaan dari penandatangan ini nantinya akan diwujudkan dengan pendidikan staff BPOM dan diutamakan ke luar negeri. Australia menjadi tujuan utama karena banyak universitas di Australia yang membuka program di bidang obat dan makanan.
ROFIUDDIN