"Oh itu tidak benar. Saya tempeleng kalau berani! Hehe.." kata Susno saat diperiksa majelis hakim yang dipimpin Charis Mardiyanto, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (10/2).
Susno mengaku, antara dia dan Sjahril tidak ada hubungan emosional yang tergolong dekat sebagai teman. Karena itu mustahil, Sjahril berani memanggilnya "Sus" saat keduanya berkomunikasi di ruangan Susno di Bareskrim.
"Kalau ada saya, dia nggak manggil gitu. Mungkin dia ngaku manggil Pak Makbul Padmanegara, Wakil Kepala Polri saat Susno menjabat Kabareskrim) 'Bul'. Atau jangan-jangan dia manggil Presiden seenaknya saja. Kalau berani (manggil 'Sus') jelas saya tempeleng dia!" ujar Susno, disambut tawa yang hadir.
Kepada majelis hakim, Susno mengaku dirinya justru sering risih dengan keberadaan Sjahril di Mabes. Apalagi, Sjahril yang bukan polisi, bisa punya ruangan sendiri di samping ruangan Wakapolri. Bahkan di Mabes, Sjahril yang tak jelas pekerjaannya itu bisa punya diasisteni polisi wanita.
Susno pun akhirnya menyimpulkan Sjahril sebagai "calo", karena sering menanyakan kasus padanya. "Dia suka mencegat di ruang sekretaris pribadi Wakapolri, menanyakan kasus. Padahal banyak orang di sana," kata dia.
Saking geramnya terhadap keberadaan si calo Sjahril, Susno pernah berniat mengusir Sjahril saat Makbul sudah pensiun. "Orang itu lagi. Orang itu lagi. Saya sempat mau sikat, mau usir. Waktu itu mulut saya kurang bagus juga," kata Susno. "Saya tidak rela lembaga saya dikotori orang-orang seperti itu," ujarnya.
Isma Savitri