TEMPO Interaktif, Bandung - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tengah merintis pembuatan Bank Guru. Salah satu alasan pendirian bank itu karena banyak guru yang menggadaikan sertifikatnya sebagai jaminan utang di sejumlah bank.
Menurut Ketua PGRI Jawa Barat Edi Permadi, keputusan pendirian Bank Guru merupakan hasil Konferensi Kerja Nasional PGRI di Balikpapan pada 21-25 Desember 2009 lalu. Keputusan itu tertuang dalam Surat Keputusan Nomor VIII/ Konfernas/II/XX/2010 tertanggal 23 Januari 2010.
"Izin prinsip dari Bank Indonesia sudah ada, izin dari Menteri Ekonomi sedang diproses PGRI pusat," kata Edi saat dihubungi Tempo, Selasa (21/6).
Bank itu akan berdiri di setiap provinsi sebagai kantor pusat. Cabangnya tersebar di kota dan kabupaten. Di Jawa Barat, bank itu rencananya akan dinamai Bank Perkreditan Rakyat Syariah Guru Jawa Barat. "Targetnya akhir tahun ini sudah bisa beroperasi," ujarnya.
Nantinya, pengelolaan bank diserahkan ke bankir professional. Adapun modalnya berasal dari kesediaan guru-guru anggota PGRI lewat penjualan saham senilai Rp 100 ribu per lembar. "Selain tempat menabung, juga untuk pinjaman kepada para guru," terangnya.
Edi mengatakan PGRI ingin punya lembaga ekonomi yang kuat. "Guru dipercaya oleh bank-bank yang ada di Indonesia, sehingga Surat Keputusan (menjadi guru) mereka banyak yang digadai," katanya. Utang itu dipakai untuk membeli tanah, rumah, atau kendaraan. Dengan pinjaman lunak jangka panjang, para guru bisa membawa pulang duit Rp 50-100 juta dari bank.
ANWAR SISWADI