TEMPO Interaktif, Jombang - Jelang musim panen padi kali ini, puluhan hektar sawah di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diserang hama wereng. Hal itu membuat petani di kecamatan tersebut resah."Kami khawatir panen kali ini gagal," kata Sunaryo, warga Dusun Genukwatu, Senin (15/03).
Dijelaskan, hama wereng menyerang sawah miliknya dan mayoritas petani lain sejak dua pekan ini. Serangan wereng membuat tanaman padi tak sehat, warnanya merah, lalu mati karena akarnya mengalami pembusukkan.
Sepintas kondisi itu tak nampak. Namun bila diamati, akibat pembusukkan biji padi tak berisi alias ompong. Wereng yang berwarna coklat dan hijau menempel di dahan dan batang padi. “Kami was-was, karena dua minggu lagi kami panen. Kalau tidak bisa dibasmi pasti kami rugi," ujarnya.
Kondisi serupa juga dialami Sanusi, petani lainnya. Lahan miliknya seluas satu hektar juga banyak yang berwarna kemerahan dan mati. Dia yakin hasil panennya akan turun drastis musim ini.
Sebenarnya, kata dia, upaya penanggulangan sudah kerap dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida setiap dua hari sekali. Namun upaya itu gagal. Hama wereng seperti kebal dengan pestisida. Buktinya, wereng terus menyerang padi.
“Kami berharap agar pemerintah turun tangan. Minimal ada bantuan dalam bentuk obat. Jika tidak, sekali lagi kami takut panen akan gagal,” ujar Sanusi risau.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Suhardi mengatakan, hari ini dinas sudah menerjunkan tim ke lapangan untuk memantau kasus itu. Tim, kata dia, bertugas melakukan penelitian terhadap intensitas serangan wereng, varietasnya, serta tingkat bahaya terhadap tanaman.
Setelah itu tim menginventarisir kasus, agar segera bisa di lakukan penanganan. Menurut dia, wajar jika padi petani di Jombang ini diserang wereng. Namun demikian, kata dia, wereng bisa ditanggulangi jika intensitas seranganya kecil, serta varietas tanamannya kuat. "Setelah diteliti, hari ini juga akan kami simpulkan penangananya seperti apa. Kami harap belum telat, sehingga tanaman bisa selamat hingga masa panen nanti," ujarnya.
MUHAMMAD TAUFIK