Hidayat mengatakan, menjelang digelarnya SI, mulai banyak "siluman-siluman" yang berkeliaran di sekitar kompleks Gedung DPR/MPR. Mereka menawarkan sejumlah uang kepada anggota DPR dan MPR untuk melunakkan sikap kritis wakil rakyat dalam menilai pidato pertanggunjawaban Presiden, sehingga Presiden Wahid tetap selamat sampai 2001. Dia mengimbau kepada seluruh anggota legislatif untuk tidak terpancing dengan iming-iming itu.
Hidayat menegaskan, partainya tidak dapat mentolelir praktik politik kotor tersebut. PK tidak segan-segan akan mengambil tindakan. "Jika praktik tersebut terus berlanjut, kami akan menghadapi siluman-siluman tersebut dengan mekanisme yang tak terlihat. Jika parpol diganggu dengan politik dagang sapi, yang akan terjadi adalah pengulangan krisis," papar Hidayat tanpa bersedia menjelaskan apa yang dimaksud dengan mekanisme yang tak terlihat.
Meski menengarai praktik politik uang terjadi, namun Hidayat tidak menyebut pihak mana yang telah melakukannya. "Sampai saat ini praktik tersebut belum terjadi di PK. Namun jika dilihat adanya perbedaan sikap yang menonjol dalam tubuh beberapa partai besar, bukan tidak mustahil politik uang itu sudah terjadi," ujarnya.
Ia juga mengharapakan kepada Presiden Abdurrahman Wahid untuk tidak perlu mengambil langkah-langkah yang dapat mengundang kontroversi. "Lebih baik Presiden menyiapkan pertanggungjawabannya dengan baik supaya bisa diterima MPR, sehingga tidak ada penggantian atas dirinya." (Sohirin)