TEMPO.CO, Bandung - Yani, 43 tahun, warga Kampung Kaum Kidul Barat, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hanya pasrah melihat rumahnya rata tersapu luapan banjir bandang. Dia sejak lama ingin direlokasi.
"Ini banjir yang ketiga. Tiga kali kena banjir. Ini yang paling parah. Sebenarnya pingin pindah dari sini. Setiap hujan suka enggak tenang dengar suara air," katanya, Kamis, 2 Mei 2017.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Ciwidey, 27 Rumah Rusak
Rabu sore, 3 Mei, Sungai Ciwidey meluap dan menerjang dua kecamatan di kawasan Ciwidey. Sedikitnya 27 rumah rusak, empat di antaranya rata dengan tanah. Salah satu rumah yang paling terdampak parah banjir tersebut adalah rumah Yani.
Rumah Yani, yang terletak tepat di pinggir aliran sungai, rata tersapu luapan banjir. Tak ada yang tersisa sama sekali dari rumah Yani. Hanya sebidang tanah berukuran 3 x 4 meter yang kini tertinggal. "Yang tersisa hanya baju yang dipakai," ujar Yani.
Yani menyadari tinggal di bantaran sungai berbahaya. Namun keinginannya tersebut tidak didukung dengan kemampuan membeli rumah di tempat lain.
Luapan banjir bandang tersebut cukup deras. Ketinggian air saat itu mencapai 4-5 meter. Sedangkan, dalam kondisi normal, paling tinggi air mencapai 2 meter.
Menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, banjir bandang disebabkan meluapnya Sungai Ciwidey setelah sebelumnya diguyur hujan deras. Selain itu, faktor pendangkalan dasar sungai menjadi pemicu banjir tersebut.
Berdasarkan pantauan Tempo di Desa Ciwidey, sejumlah rumah yang berada di pinggir sungai mengalami kerusakan. Meski tidak tersapu semua oleh luapan air, sejumlah rumah yang berada di bantaran sungai mengalami kerusakan, seperti jebolnya bagian belakang rumah.
Bantaran Sungai Ciwidey yang mengaliri Kecamatan Ciwidey cukup padat dihuni permukiman penduduk. Sepanjang aliran sungai di kawasan tersebut diapit permukiman warga. Pasca-banjir, warga diimbau agar meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara. Sebab, dikhawatirkan terjadi banjir susulan.
IQBAL T. LAZUARDI