TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan hasil uji laboratorium sepanjang November 2016, peneliti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Eva Rosita, menyatakan distribusi buah segar yang ada di wilayah Jakarta tergolong aman.
"Pengujian kandungan residu pestisida pada sampel yang diuji, baik buah lokal maupun impor, menunjukkan tidak ada paparan residu pestisida jenis organofosfat," kata Eva saat konferensi pers bertajuk 'Menyoal Keamanan Buah Segar' di Jakarta, Senin, 5 Desember 2016.
Eva menjelaskan, pengujian dilakukan melalui uji kandungan residu pestisida organofosfat terhadap 20 sampel buah impor dan lokal pada tiga retail modern dan dua pasar tradisional di wilayah Jakarta.
Menurut Eva, pengujian terhadap jenis pestisida golongan organofosfat dengan parameter 7 dilakukan karena metode ini umum digunakan di dunia.
Kepala Bidang Keamanan Hayati Badan Karantina Pangan Kementerian Pertanian Islana Ervandiari mengapresiasi langkah YLKI memaparkan hasil keamanan peredaran buah segar di Jakarta. "Kami apresiasi YLKI yang benar-benar mencoba melindungi konsumen," kata Eva.
Eva menambahkan, Badan Karantina Pangan sebagai lembaga pemerintah di bawah Kementerian Pertanian telah bekerja maksimal dalam pengawasan peredaran buah impor di Indonesia.
"Peredaran pangan impor di Indonesia 99 persen memenuhi persyaratan kita. Kalau pun mengandung residu pestisida, itu tidak melebihi ambang batas dari Kementerian Pertanian. Ini telah dibuktikan YLKI. Meski demikian, Badan Karantina tetap perlu melakukan pengawasan," kata Eva.
Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, mengharapkan masyarakat Indonesia meningkatkan pola konsumsi buah segar untuk kesehatan masyarakat."Berdasarkan data, tingkat konsumsi buah di Indonesia cenderung menurun sejak 2007 hingga 2013," kata Tulus. "Distribusi buah yang aman di Jakarta diharapkan mendorong konsumsi buah dan serat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat."
REZA SYAHPUTRA | WD