Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sederhana Hingga Akhir Hayat

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Menjadi istri pejabat tinggi setingkat Menteri Keuangan belum tentu aman dari risiko kebijakan ekonomi pemerintah. Tengku Halimah Syafruddin Prawiranegara, 89 tahun, justru sebaliknya.Pada 1950 Ia terhenyak tepat saat menerima gaji suami yang tidak seberapa dan harus dipotong setengah. Ia bersama rakyat Indonesia turut merasakan tajamnya "gunting Syafruddin", kebijakan untuk memotong dua uang di atas Rp 5. Setengahnya dipinjamkan kepada negara yang saat itu sedang kesulitan dana. “Kok tidak bilang-bilang?” protesnya kepada suami seperti ditirukan anak keduanya, Salviyah Prawiranegara Yudanarso atau Vivi, 63 tahun. Namun Syafruddin menjawab: “Kalau bilang-bilang tidak rahasia dong." Kebijakan pemerintah yang ditandatangani oleh Syafruddin itu memang bersifat rahasia. Putri Tengku Raja Syehabuddin ini pun harus kas bon ke Kementerian Keuangan untuk menghidupi 8 anaknya. Utangnya terus bertambah dan baru dilunasi saat Syafruddin menjabat Presiden Direktur The Javasche Bank (Bank Indonesia) tahun 1951.Tujuh tahun menikmati enaknya hidup sebagai istri Gubernur BI dan tinggal di Jalan Diponegoro Nomor 39 Menteng Jakarta Pusat, Halimah sempat mengumpulkan perhiasan. Namun, itu tak lama karena Syafruddin bersama rekan-rekannya dari partai Masyumi menentang Soekarno yang membubarkan Konstituante. Sebenarnya Syafruddin, ujar Vivi, tidak ikut menandatangani perjanjian Sungai Dareh sebagai simbol perlawanan Pasukan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)-Permesta. Namun, karena Syafruddin memiliki sikap “sama-sama menanggung risiko” jadilah Syafruddin dan keluarga turut mengalami hidup sebagai pemberontak.Halimah yang masih kemenakan Kesultanan Banten, harus hidup di Hutan Bukit Barisan selama 4 tahun. Hutan itu memanjang dari Sungai Dareh Sumatera Barat hingga Pinarik Tapanuli Utara Sumatera Selatan. Ia harus lari terbirit-birit saat melewati hutan pacet, atau gemetar ketakutan saat bertemu harimau dan safir, ditembaki rumahnya dan harus tinggal di sungai agar tak terlacak. Padahal ia bersama 3 anaknya dibebani emas total seberat 25 kilogram milik negara yang disimpan dalam kantong-kantong kecil sebagai ikat pinggang. "Uang itu sudah dikembalikan ke pemerintah melalui Jenderal TNI Abdul Haris Nasution," jelas Vivi.Wanita perkasa itu telah pergi pagi tadi, Selasa (1 Agustus 2006) tepat setelah azan subuh berkumandang. Mengikuti jejak suami yang wafat setelah azan maghrib. Halimah dikenang putra putrinya sebagai istri yang tidak pernah mengeluh dan sabar pun lembut hati. Ia tidak pernah memarahi Vivi yang tomboi dan selalu memanggil anaknya dengan panggilan, "Geulis (cantik), bageur (baik)..."Pun saat suami menolak pemberian Presiden Soekarno sebuah rumah di Jalan Diponegoro Nomor 10 Menteng Jakarta Pusat dengan alasan tidak mau menerima sesuatu yang dibayar oleh pajak rakyat. Satu-satunya rumah peninggalan Syafruddin adalah rumah yang kini telah dibagikan kepada anak-anaknya, rumah di Gedung Hijau Raya Pondok Indah Jakarta Selatan di mana ia menutup mata. "Setiap saat melewati Jalan Diponegoro Nomor 39 (rumah yang saat ini ditinggali Gubernur BI), Ibu selalu bilang, rumah siapa ini besar sekali. Padahal itu rumah yang dulu sempat ditinggali," Vivi mengenang.Tak heran jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri bertakziyah bersama Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra. Presiden datang membawa janji pengakuan Syafruddin sebagai salah satu Presiden Republik Indonesia. Meski Syafruddin hanya memegang jabatan sebagai kepala pemerintahan Pemerintah Darurat Republik Indonesia, namun Syafruddin mendapat mandat sah dari Presiden Soekarto dan Wakil Mohamad Hatta berdasarkan UUD 1945. Pemerintahan yang hanya berkuasa 1949-1950 di Bukit Tinggi itu secara fakta sejarah turut menyelamatkan eksistensi Bangsa Indonesia meski sempat dicaci Belanda sebagai pemerintahan dalam rimba. "Rasanya saya turut berdosa jika tidak menempatkan Bapak Syafruddin Prawiranegara sesuai tempatnya yang layak (sebagai Presiden)," ucap Presiden SBY. Presiden bersama Mensesneg berjanji membentuk tim untuk menentukan kedudukan PDRI dan Syafruddin Prawiranegara. "Harusnya ada benang merahnya dong. Masa tidak diakui," ucap Aisyah Gani Prawiranegara, putri tertua Halimah-Syafruddin.Badriah, Tempo
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Istri Kepala Staf Presiden Moeldoko Meninggal

12 Maret 2023

Ilustrasi tokoh meninggal. Pixabay
Istri Kepala Staf Presiden Moeldoko Meninggal

Almarhum istri Moeldoko itu akan dimakamkan usai salat Dzuhur di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Tangerang Selatan.


Miliarder AS Thomas H Lee Ditemukan Tewas di Kantornya

24 Februari 2023

Thomas H Lee, presiden dan CEO, Thomas H. Lee Capital LLC, berbicara dalam The Year After the Year of Private Equity: What Now? panel pada Konferensi Global Institut Milken 2008 di Beverly Hills, California 29 April 2008. REUTERS/Phil McCarten (AS)
Miliarder AS Thomas H Lee Ditemukan Tewas di Kantornya

Miliarder Amerika Serikat, Thomas H Lee, yang dianggap sebagai pelopor investasi ekuitas swasta dan pembelian dengan leverage, meninggal pada usia 78


Raquel Welch, Aktris Top Hollywood 1970-an Meninggal

16 Februari 2023

Pada tahun 2010, penggemar Yoga, Raquel Welch, mengungkapkan beberapa penyesalan bahwa banyak dari awal karirnya yang hanya difokuskan pada lekuk tubuh indahnya. Likecinema.net
Raquel Welch, Aktris Top Hollywood 1970-an Meninggal

Raquel Welch, aktris top Hollywood tahun 1960-1970-an, meninggal dalam usia 82 tahun, Rabu, 15 Februari 2023.


Inoki, Politisi dan Pegulat Jepang yang Pernah Tantang Ali, Meninggal

1 Oktober 2022

Pertandingan antara Antonio Inoki dan Muhammad Ali pada 26 Juni 1976 di Tokyo. Kyodo/Reuters
Inoki, Politisi dan Pegulat Jepang yang Pernah Tantang Ali, Meninggal

Antonio Inoki, bintang gulat Jepang, politisi, dikenal luas karena melawan petinju legendaris Muhammad Ali, meninggal karena sakit langka


SBY Kenang Jasa Hermanto Dardak Bangun Infrastruktur Negeri

21 Agustus 2022

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut berbela sungkawa pada Emil Dardak, anak dari almarhum Hermanto Dardak di kediaman rumah duka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu, 20 Agustus 2022. TEMPO/Magang/Haninda Hasyafa
SBY Kenang Jasa Hermanto Dardak Bangun Infrastruktur Negeri

SBY menyampaikan dukacita mendalam terhadap wafatnya Hermanto Dardak.


Penyanyi Top 1980-an Olivia Newton-John Meninggal

9 Agustus 2022

Aktris Olivia Newton John melambai saat dia tiba di sesi pemotretan film
Penyanyi Top 1980-an Olivia Newton-John Meninggal

Penyanyi Olivia Newton-John, yang melejit ke puncak tangga lagu pop dunia pada 1970-an dan 1980-an meninggal dalam usia 73 tahun


Presiden Parlemen Eropa David Sassoli Meninggal

11 Januari 2022

Tokoh cendekiawan dari etnis minoritas Muslim Uighur, Ilham Tohti, mendapat penghargaan Sakharov Prize untuk kategori Kebebasan Berpikir dari Parlemen Eropa. Penghargaan diterima oleh putrinya Jewher Ilham dan diberikan oleh Presiden Parlemen Eropa, David Sassoli. Situs Europarl
Presiden Parlemen Eropa David Sassoli Meninggal

Presiden Parlemen Eropa David Sassoli meninggal pada Selasa karena sakit,


Kenang Rachmawati Soekarnoputri, Majelis Syuro PKS: Sosok Patriotik

3 Juli 2021

Putri Presiden pertama Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, bersama Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf al-Jufri dan Wakil Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman. Dok: PKS
Kenang Rachmawati Soekarnoputri, Majelis Syuro PKS: Sosok Patriotik

Menurut Salim Segaf, banyak kesamaan pandangan antara PKS dan Rachmawati Soekarnoputri dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa.


Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri

3 Juli 2021

Keluarga berada disamping mobil jenazah yang membawa almarhumah Rachmawati Soekarnoputri di Rumah Duka Rumah Sakit Pusat Angakatan Darat (RSPAD), Jakarta, Sabtu 03 Juli 2021. Pada 26 Juni 2021 lalu, Rachmawati dikabarkan positif Covid-19 dan dilarikan ke rumah sakit. Tempo/Nurdiansah
Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa atas Meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri

Rachmawati Soekarnoputri meninggal di RSPAD Gatot Subroto, hari ini, di usia 70 tahun.


Neta S Pane Meninggal karena Covid-19

16 Juni 2021

Neta S. Pane. dok.TEMPO
Neta S Pane Meninggal karena Covid-19

Yon mengatakan sebelum meninggal, Neta S Pane sempat dirawat di rumah sakit karena Covid-19 sejak 5 Juni 2021.