TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyesalkan aksi pembubaran paksa yang disertai kekerasan oleh tentara dari Komando Daerah Militer III Siliwangi terhadap Komunitas Perpustakaan Jalanan Kota Bandung.
Menurut pria yang biasa disapa Emil ini, aksi tersebut telah mencederai program yang dicanangkan Pemerintah Kota Bandung tentang pembiasaan membaca buku bagi warga Kota Bandung.
"Pemkot Bandung tengah giat-giatnya meningkatkan budaya literasi kepada seluruh warganya, karenanya saya menyesalkan terjadinya insiden kepada @perpustakaanjalanan_bandung," cuit Emil, Selasa, 23 Agustus 2016.
Dia berharap kejadian tersebut tidak kembali terulang di wilayah Kota Bandung. Ia pun mengajak kepada masyarakat Kota Bandung agar tetap membiasakan diri untuk membaca buku. "Terus membaca, karena buku adalah jendela dunia," ujarnya.
Pembubaran paksa itu dilakukan anggota TNI AD beserta Polisi Militer saat Komunitas Perpustakaan Jalanan Bandung tengah membuka lapak buku di Taman Cikapayang, Kota Bandung, Sabtu malam, 20 Agustus 2016, sekitar pukul 23.00.
Berdasarkan pengakuan salah satu penggiat komunitas perpustakaan, aksi pembubaran tersebut disertai aksi kekerasan yang dilakukan oknum tentara. Tiga orang anggota komunitas menjadi sasaran bogem tentara.
Melalui akun media sosial Facebook, Komunitas Perpustakaan Jalanan menyebutkan kegiatan buka lapak perpustakaan tersebut rutin digelar sepekan sekali di Taman Cikapayang.
Komunitas memilih Taman Cikapayang karena taman yang terletak di kawasan Dago, Kota Bandung, tersebut memiliki penerangan lampu yang cukup baik. Selain itu, Taman Cikapayang merupakan titik simpul berkumpulnya masyarakat Kota Bandung dan para wisatawan.
Adapun alasan menggelar lapak di malam hari, karena malam hari adalah waktu yang pas bagi para anggotanya berkumpul. "Sehari-hari kami bekerja, sehingga waktu luang yang kami miliki hanya akhir pekan," tulis akun Komunitas Perpustakaan Jalanan di Facebook.
Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel Arh. M. Desy Arianto mengatakan pembubaran tersebut dilakukan dalam rangka kegiatan patroli penertiban geng motor. Ia mengatakan Kodam III Siliwangi telah gencar menggelar patroli di seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.
"Lalu ada yang merasa terusik dengan penertiban itu, berbagai dalih dan modus digunakan untuk melegalkan bisa kumpul-kumpul tengah malam sampai pagi dengan menyajikan beberapa buku," ujar Desy kepada wartawan melalui pesan pendek, Selasa, 23 Agustus 2016.
Desy menganggap aktivitas Komunitas Perpustakaan Jalanan saat itu tidak tepat. Ia menilai, lazimnya perpustakaan digelar pada siang hari dan di lokasi yang tepat.
"Kalau benar akan adakan perpustakaan jalanan kenapa tidak dilaksanakan pada siang hari? Di tempat anak-anak jalanan yang tidak sempat bersekolah, di mana hal ini juga dilakukan oleh anggota Koramil di Bandung. Kenapa mereka tidak bergabung?" katanya.
IQBAL T. LAZUARDI S.