TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memiliki program dan target khusus selama lima tahun ke depan memimpin Kota Surabaya pada periode kedua ini. Targetnya, warga Surabaya harus bisa lebih sejahtera. Risma mengukur tingkat kemiskinan penduduk Kota Surabaya.
Menurut dia, pada awal masa jabatannya (2010), angka kemiskinan hampir 30 persen. Kini, tinggal 9 persen. “Saya berharap, ketika saya keluar nanti, tidak sampai 1 persen. Itu target saya,” kata Risma, Jumat pekan lalu, 5 Agustus 2016, sambil meninjau pemasangan box culvert untuk gorong-gorong di Jalan Kenjeran, Surabaya.
Risma ingin anak-anak Surabaya menjadi tuan di kotanya sendiri. Ia yakin anak-anak Surabaya pintar-pintar, sehingga Risma selalu mendorong mereka untuk selalu belajar dan belajar. Dorongan itu, kata Risma, selalu disampaikannya di sekolah-sekolah, sehingga, ketika anak-anak Surabaya lebih maju, akan bisa menjadi tuan di kotanya sendiri. “Saat nanti saya tinggalkan, insya Allah program itu sudah bisa kelihatan hasilnya.”
Adapun target dan program Risma di bidang pembangunan infrastruktur adalah menjadikan Surabaya semacam cincin yang saling menghubungkan satu dan yang lainnya. Risma memastikan bahwa berbagai pembangunan yang sedang digarap saat ini akan menyambungkan semua jalur. “Jadi gini, di Surabaya nanti ada lingkaran luar, lingkaran tengah, dan lingkaran dalam. Surabaya menjadi semacam cincin yang saling terhubung.”
Bentuk cincinnya bermacam-macam, ada cincin besar, cincin agak kecil, dan cincin kecil. Apabila ini terjadi, tidak ada lagi yang bisa mengatakan di Kota Surabaya ada daerah pinggiran, karena pembangunannya sudah merata di penjuru Kota Surabaya. “Kesuksesan nanti targetnya pembangunan yang merata, soalnya kalau tidak merata akan tambah sulit untuk menatanya,” kata Risma.
MOHAMMAD SYARRAFAH