TEMPO.CO, Jakarta - Masa Penutupan Bandara Babullah, Ternate, diperpanjang hingga Sabtu, 6 Agustus 2016. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugoroho mengatakan penutupan ini merupakan dampak erupsi Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara, yang masih fluktuatif.
"PVMBG melaporkan bahwa intensitas kegempaan masih fluktuatif," kata Sutopo, dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 Agustus 2016. Satu hari setelah erupsi pada 3 Agustus 2016, intensitas kegempaan Gunung Gamalama sempat menurun. Namun kondisinya kembali naik pada malam harinya.
Menurut Sutopo, status Gunung Gamalama saat ini ialah Waspada atau level II. Ancaman letusan mencapai 1,5 kilometer.
Berdasarkan laporan BMKG, arah angin yang berpengaruh terhadap sebaran debu vulkanis berasal dari tenggara atau selatan. "Sehingga abu Gamalama tersebar ke arah utara di mana terdapat bandara," ujarnya.
Curah hujan selama tiga hari ke depan diprediksi berpeluang sedang sampai tinggi. Dengan potensi hujan, banjir lahar dingin di sekitar alur-alur sungai yang hulunya mengarah ke puncak perlu diwaspadai.
Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan masa siaga darurat selama 14 hari sejak 3 hingga 17 Agustus 2016. Untuk mengantisipasi dampak erupsi, rapat koordinasi pun digelar hari ini. Rapat dihadiri BNPB, BPBD Kota Ternate, BPBD Provinsi Maluku Utara, PVMBG, BMKG, Basarnas, TNI, Polri Shabara, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, tiga camat daerah potensi terkena dampak, PMI, dan Forum PRB.
Sutopo mengatakan berbagai upaya penanganan dampak erupsi sudah dilakukan berbagai pihak. BNPB menyerahkan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan siaga darurat erupsi sebesar Rp 250 juta.
BPBD Kota Ternate selalu berkoordinasi dengan Pos Pemantau Gunung Api PVMBG mengenai aktivitas dan tingkat perkembangan Gunung Gamalama. BPBD dibantu TNI/POLRI dan dinas kesehatan sudah membagikan masker sebanyak 23 ribu lembar kepada masyarakat.
BPBD dibantu dinas pemadam kebakaran dan Basarnas sudah melakukan penyemprotan runway Bandara Sultan Babullah. BPBD juga telah mendata sumber daya yang dimiliki SKPD terkait.
Polres Kota Ternate siap mendukung dengan 132 personel. Basarnas menyiapkan 24 personel untuk evakuasi masyarakat jika diperlukan. "Dinsos siap dengan dapur umumnya, mobil dapur umum, beras 20 ton, mi instan, lauk-pauk, dan selimut," kata Sutopo. Sedangkan dinas kesehatan menyiapkan 58 ribu masker.
Sutopo mengatakan Tim Reaksi Cepat BNPB telah berada di Kota Ternate untuk mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. "Personel BNPB terpaksa menggunakan berbagai moda untuk tiba di Kota Ternate karena Bandara Sultan Babullah masih ditutup," tuturnya.
Perjalanan dari Jakarta ke Manado ditempuh dengan pesawat terbang. Selanjutnya, dari Manado, mereka terbang dengan pesawat ke Galela, Halmahera Utara. Tim lalu menempuh jalan darat selama 6 jam ke Sofifi, kemudian menyeberang dengan speedboat selama 40 menit ke Ternate.
VINDRY FLORENTIN