TEMPO.CO, Surakarta - Serangan bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta diduga kuat terkait dengan gerakan Negara Islam Irak dan Suriah. Hal tersebut diketahui dari penelusuran jaringan Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri tersebut.
Menurut Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Nur Rohman merupakan anggota jaringan Abu Mush'ab yang telah ditangkap di Bekasi akhir tahun lalu. "Nur Rohman berhasil lolos dalam penggerebekan tersebut," kata Badrodin di Markas Polresta Surakarta.
Abu Mush'ab alias Arif Hidayatulloh sendiri merupakan orang yang aktif berkomunikasi dengan Bahrun Naim yang saat ini diduga kuat berada di Suriah. Mush'ab juga menerima dana dari Suriah untuk aksi bom Thamrin.
Hanya saja, polisi belum bisa memastikan bahwa aksi bom bunuh diri di Markas Polresta Surakarta itu juga merupakan instruksi dari Bahrun Naim. "Masih kami dalami," katanya.
Kemungkinan lain, Nur Rohman melakukan aksi tersebut lantaran seruan terbuka dari tokoh ISIS, Abu Muhammad al-Adnani. Juru bicara ISIS tersebut memerintahkan pendukungnya untuk melakukan aksi saat Ramadan. "Bisa jadi dia melakukan aksi dari seruan tersebut," kata Badrodin.
Nur Rohman juga disebut-sebut masuk jaringan Oman Abdurrahman, yang kini juga dalam pencarian Densus 88. Ia lolos dalam penggerebekan pada 29 Desember 2015. Nur Rohman teridentifikasi pernah ikut dalam bongkar-pasang senjata M-16.
Bom bunuh diri Nur Rohman melukasi seorang anggota Polresta Surakarta, Brigadir Bambang Adi Cahyono. Selama Ramadan, aksi bom bunuh diri melanda berbagai negara, seperti Turki, Arab Saudi, hingga Irak.
AHMAD RAFIQ