TEMPO.CO, Mojokerto - “Provoost, tutup semua pintu! Jangan ada yang keluar!” ujar Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto, yang tiba-tiba berteriak memerintah setelah memimpin upacara rutin, di Markas Polres Mojokerto, Senin, 18 April 2016. Gerbang markas pun segera ditutup.
“Semua hadap kanan menuju poliklinik untuk tes urine,” kata Budhi, yang kembali berteriak memerintah. Poliklinik Polres Mojokerto bersebelahan dengan markas polisi.
Perintah mendadak itu mengagetkan ratusan personel Polres Mojokerto. Toh tes urine diikuti semua anggota yang jumlahnya 300 personel, perwira, dan Kepala Polres sendiri. “Sesuai amanat presiden, Kapolri, dan Panglima TNI,” kata Budhi, setelah menjalani tes urine.
Tes urine dikawal petugas Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Mojokerto. Peserta laki-laki menggunakan dua unit kamar mandi di ruang belakang poliklinik. Setiap peserta dilarang menutup pintu kamar mandi dan dibiarkan setengah terbuka sambil diawasi petugas Propam. “Maaf pintunya jangan ditutup,” kata salah satu petugas Propam.
Pemeriksa dalam tes urine ini tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Jawa Timur dan RS Bhayangkara Surabaya. Tim masih meneliti sampel urine yang sudah dikumpulkan.
Menurut Budhi, selain anggota Polri, poliklinik juga akan mengetes anggota TNI dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0815 Mojokerto. “Sesuai koordinasi dengan Komandan Kodim.”
Hingga berita ini ditulis belum diketahui apakah ada sampel urine anggota Polri dan TNI yang positif mengandung zat psikotropika. “Jika ada yang positif akan diberi sanksi baik sanksi kode etik maupun sanksi pidana." Namun jika dia korban, akan direhabilitasi.
ISHOMUDDIN