TEMPO.CO, Malang - Mujianto, pemilik rumah Jalan LA Sucipto Gang 12 Nomor 8, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, yang tertimpa pesawat Super Tucano akhirnya bersedia menjual rumah dan lahan tersebut kepada TNI Angkatan Udara.
Seluruh bangunan rumah telah diratakan saat mengevakuasi puing pesawat yang menghunjam tanah hingga menyebabkan lubang sedalam lima meter. "Sementara kami menyewa rumah," kata putra Mujianto, Fahriski Jati Ananto, Rabu, 17 Februari 2016.
Selama rumahnya hancur, Mujianto dan anaknya menumpang di tetangganya. Biaya sewa rumah ditanggung TNI Angkatan Udara. Lokasi yang disewa hanya selemparan batu dari bekas rumahnya.
Setelah bersepakat dengan TNI Angkatan Udara, Mujianto mulai memindahkan perabotan ke rumah sewaan. Mereka mengontrak selama setahun. Selanjutnya, tim penilai akan menghitung harga rumah Mujianto. Dia berharap lahan rumah tersebut sebagian diwakafkan untuk musala. Kebetulan letak musala berimpitan dengan rumahnya.
Bagi Fahriski, rumah tersebut memiliki kenangan bersama ibunya, Erma Wahyuningtyas, yang meninggal dalam insiden jatuhnya pesawat tempur itu. Sehingga, rencananya setelah transaksi, dia ingin membeli rumah yang lokasinya tak jauh dari rumah tinggalnya. "Keluarga besar sudah setuju menjual lahan itu," kata mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Baca Juga:
Pesawat Super Tucano TT 3018 menimpa rumah Mujianto. Peristiwa tersebut menyebabkan pemilik rumah Erma Wahyuningtyas dan Nurkholis yang kos di rumah itu tewas di lokasi kejadian. Pesawat jatuh juga menyebabkan pilot dan juru mesin udara tewas.
Pilot sempat terlempar dengan kursi pelontar sejauh lima kilometer dari lokasi kejadian, sedangkan juru mesin udara tetap berada di kokpit yang jatuh di permukiman padat. TNI Angkatan Udara berencana membeli rumah yang tertimpa pesawat itu untuk dibangun monumen. "Rumah dibeli sesuai dengan harga tim penilai," katanya Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna, ketika itu.
Pesawat Super Tucano dibeli dari pabrikan Embraer Defence and Security Brasil empat tahun lalu. TNI Angkatan Udara memiliki 12 unit dari total 16 unit yang dipesan senilai Rp 1,3 triliun.
EKO WIDIANTO