TEMPO.CO, Pontianak - Seorang pekerja perkebunan sawit mengaku menemukan lalu merawat bayi orang utan yang telantar. Bayi orang utan itu didapati tengah minum air di sungai Desa Lingga, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
"Saya sudah usir dia agar masuk lagi ke hutan, tapi tidak mau," kata Ivan Nurisaputra, 23 tahun, Jumat, 18 September 2015.
Ivan mengamati, orang utan tersebut malah berlindung di sebuah pondok, tak jauh dari sungai tempat dia ditemukan pertama kali. Menurut Ivan, sebenarnya rekannya yang pertama kali melihat satwa tersebut di tepi sungai. Bahkan temannya itu sempat memberikan buah-buahan untuk hewan yang tampak kebingungan tersebut.
Saat diberi tahu rekannya mengenai keberadaan prima tersebut, Ivan menyarankan agar membiarkannya liar. Dia mengira induk orang utan itu akan segera mencari anaknya. Namun, selang seminggu, mereka masih melihat bayi orang utan tersebut berkeliaran sendiri.
Merasa iba, Ivan membawanya pulang ke rumah di Dusun Lingga Timur. Ayu, 22 tahun, istri Ivan, pun tidak keberatan merawat bayi orang utan jantan tersebut. "Saya bawa ke rumah pada Jumat sepekan lalu," ucap Ivan.
Di rumah, dia memberinya asupan susu formula dan nasi. Alasannya, si bayi tidak mau memakan buah yang telah disodorkan. Akhirnya, mereka memberinya nasi dengan kuah sayur. "Makanan itu habis dilahapnya."
Sustyo, kerabat Ayu, kemudian menjelaskan bahwa orang utan termasuk satwa yang dilindungi. Mereka lantas berinisiatif memberi tahu aparat yang berwenang, dan hari ini sejatinya tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat datang untuk mengevakuasi.
Sustyo belum bisa memastikan habitat asal orang utan tersebut. Disinggung kemungkinan habitat asalnya di kawasan High Conservation Value milik perusahaan sawit, Sustyo menyatakan tidak ingin menduga-duga. "Kita pastikan setelah tim datang ke Pontianak," ujarnya.
ASEANTY PAHLEVI