TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang menarik di acara pembukaan Kongres III Perhimpunan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (PA GMNI) di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat 7 Agustus 2015. Terutama ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir sambutannya, mengoda Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Sebelum menutup sambutannya, Jokowi menyindir Soekarwo yang tersedak ketika berpidato mengawali acara. Karena tersedak itu pula, Soekarwo diberi air minum oleh salah satu panitia. Soekarwo berpidato sebelum Jokowi, karena dia adalah Ketua Perhimpunan Alumni GMNI, yang empunya acara.
"Saya enggak mau terlalu semangat seperti Pakde Karwo," kata Jokowi sembari buru-buru menjelaskan. " Bedanya Pakde Karwo batuknya tidak bisa berhenti, saya bisa berhenti. Pakde Karwo perlu minum, saya tidak perlu minum," kata Jokowi lagi. Pakde Karwo adalah panggilan akrab Soekarwo.
Mendengar sindiran, Soekarwo malah naik panggung. Ia mengangkat gelas air putih yang ada di sekitar meja terdekat, dan membawakannya untuk Jokowi yang ada di atas panggung. Melihat itu, Jokowi tertawa. "Sudah saya sampaikan saya tidak perlu minum, tapi karena diberi gubernur saya terima. Di panggung ini ada dua acara minum meminum," kata Jokowi. Sontak, adegan itu membuat hadirin bertepuk, juga tertawa.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan merasa nyaman berada di tengah-tengah alumni GMNI. "Saya bahagia dan bangga bisa hadir dalam acara ini. Memasuki ruangan ini, saya seperti hadir di rumah sendiri. Rumah kaum marhaenisme, rumah kaum pejuang pemikir, pemikir pejuang," kata Jokowi, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Agustus 2015.
Kepada para alumni GMNI, Jokowi berpesan untuk terus menebarkan paham penguatan terhadap Pancasila. Musababnya, kata dia, banyak ancaman terhadap kedulatan nasional yang ingin menggerus nilai-nilai keluhuran Pancasila.
"Masyarakat Indonesia harus berdaulat, berdikari. Jalan berdikari, jalan yang ideologis dan bersumber pada Pancasila dan Trisakti. Saya yakin Indonesia akan mampu bertahan apabila dibantu ideologi," ujarnya. Dan memimpin sebuah bangsa juga harus dengan ideologi. Tanpa itu jangan berharap negara menjadi bangsa yang besar."
Jokowi juga berpesan kepada para alumni GMNI, apabila sudah menduduki jabatan strategis, jangan membuat jarak dengan rakyat. "Kita tidak boleh berjarak dari rakyat dan menjadi steril dari rakyat. Sekali lagi, tidak boleh berjarak dengan rakyat," ujarnya.
GMNI, kata Jokowi, harus bisa menebarkan paham Marhaen yang menyejahterakan rakyat. "Juga membantu pemberantasan mafia-mafia di segala bidang. Baik itu di bidang perikanan, sumber daya alam, illegal logging dan lainnya," kata Jokowi.
AW | REZA ADITYA