TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Jawa Tengah menyebutkan ada 52 ruas jalan yang terdapat di wilayahnya sebagai jalan yang rawan longsor. Kepala Dinas Bina Marga Jawa Tengah Bambang Nugroho menyatakan jalan tersebut berstatus milik pemerintah pusat dan jalan provinsi. “Dari 263 ruas yang ada, sebanyak 20 persen rawan longsor," kata Bambang, Selasa, 14 April 2015.
Bambang mencontohkan jalan di Banjarnegara dan Wonosobo banyak yang rawan longsor. Tak hanya jalan, Bambang juga menyebutkan jembatan di Jawa Tengah banyak yang rawan longsor, terutama jembatan-jembatan yang usianya sudah puluhan tahun. Misalnya Jembatan Kebon Agung, Purworejo; Cindaga, Cilacap; dan Jembatan Kasugihan, Cilacap.
Saat ini jalan di Brebes, tepatnya di Ciregol, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, yang menghubungkan Tegal-Purwokerto, terputus akibat longsor. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah mengunjungi lokasi longsor pada Senin, 13 April 2015. Kini, pemerintah sedang membuat jalan baru untuk dibangun di sisi kanan (dari arah Tegal). Jalan baru ini ditargetkan mulai difungsikan pada Senin pekan depan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah menilai longsornya jalan nasional Tegal-Purwokerto di Ciregol, Brebes, akibat tidak maksimalnya program audit infrastruktur jalan. Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso menyatakan para wakil rakyat sudah pernah memberikan masukan kepada pemerintah untuk antisipasi jalan longsor. “Tiga tahun lalu, daerah Ciregol sudah pernah ambrol, tapi tidak parah,” kata Hadi. Kini, jalur tersebut longsor lagi sehingga mengakibatkan kerugian, baik materiil maupun nonmateriil.
Hadi mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan audit infrastruktur karena standard operational procedure (SOP) sudah ada. Hadi menilai pemerintah cenderung lambat dalam melakukan antisipasi. Beberapa ruas jalan di Jawa Tengah sangat kritis, misalnya jalur Pemalang-Purbalingga, Kendal-Temanggung, dan Grobogan-Pati.
ROFIUDDIN