Rekan kerjanya pun melihat Rudi datang sendiri ke tempat cucian motor dengan motor Tari. Menurut Jaka, Rudi pamit mengantarkan motor itu ke rumah Tari. "Itu saat terakhir rekan kerjanya melihat Rudi. Dia bahkan tidak pulang lagi ke tempat kerja. Ini yang membuat saya dan istri khawatir. Berkali-kali kami mencoba menghubungi Tari, tapi tidak tersambung," kata Jaka.
Tari ditemukan tewas mengenaskan nyaris tanpa busana di kediamannya, Jalan Tani Makmur, Kota Baru, Pontianak Selatan, Rabu, 11 Maret 2015, pukul 07.24. Penyelidik menemukan Tari telungkup di ruang tamu dengan tengkorak remuk berlumuran darah dan mulut dililit lakban. Ia tidak mengenakan baju atasan dan ditutupi selimut tebal.
Tim penyelidik menemukan fakta sejumlah barang berharga milik Tari hilang, termasuk dua telepon seluler dan satu unit sepeda motor Yamaha Mio. Namun, Andi Yul enggan memastikan bahwa motif pembunuhan janda berusia 25 tahun ini adalah perampokan, meski tersaji fakta banyak barang berharga korban yang hilang.
Hasil otopsi terhadap Tari yang diperoleh Tempo menunjukkan, polisi menemukan sedikitnya ada lima luka akibat senjata tajam, beberapa pukulan benda tumpul, cekikan di lehar dan memar-memar di tubuh. Namun, tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan seksual di jasad korban. Polisi memperkirakan waktu kematian Tari pada Selasa antara pukul 11.00 WIB hingga Rabu pukul 02.00 WIB.
Andi Yul menambahkan, saksi di sekitar kediaman Tari mengaku melihat seorang pria ke luar dari rumah tersebut saat hujan gerimis. Namun saksi tidak mengetahui persis ciri-ciri lelaki yang keluar dari rumah korban serta motor apa yang digunakan. Lantas hujan lebat pun turun.
"Saksi melihat orang keluar dari rumah Tari tepat sebelum terdengar ribut-ribut dari rumah tersebut pada pukul 14.00 WIB (bukan Rabu, pukul 02.00 WIB, seperti berita sebelumnya)," ujar Andi Yul. Fakta ini, kata Andi, belum menjawab kegiatan Tari pada Selasa antara pukul 12.00 hingga 23.00 WIB, atau dugaan waktu paling awal saat ia terbunuh.
ASEANTY PAHLEVI | BC