Kapusdokkes Polri Brigadir Jenderal Arthur Tampi memastikan metode uji keperawanan dengan memasukkan dua jari ke dalam vagina adalah salah. "Tidak mungkin cara pemeriksaannya seperti itu."
Menurut Arthur, memasukkan satu jari kelingking saja ke dalam vagina sudah tidak benar, apalagi memasukkan dua jari. "Itu akan membuat selaput dara sobek. Pemeriksaan seperti itu tidak masuk akal," ujarnya. Ia menilai sumber atau data yang mengatakan metode pemeriksaan seperti itu tidak valid.
Ia menuturkan pemeriksaan kesehatan alat reproduksi calon polwan dilakukan dengan posisi litotomi alias mengangkang. Dokter yang memeriksa pun perempuan. Kondisi alat reproduksi peserta tes dilihat. Bila terlihat ada benjolan, dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan USG. "Hal itu untuk mengetahui apakah benjolan itu aman atau tidak," katanya. (Baca: Polri: Bukan Tes Keperawanan, tapi Tes Kesehatan )
Adapun calon polisi pria, ujar ia, diperiksa oleh dokter laki-laki. Di sini, alat reproduksi peserta memang dipegang oleh dokter. Tujuannya, mengetahui ada atau tidaknya penyakit varises pada buah zakar. "Kalau ternyata ada varises pada testisnya, bagaimana? Nanti dia akan mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan," katanya. Untuk memastikan hal itu, dokter memang harus menyentuh alat reproduksi peserta tes. (Baca: Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan)
MITRA TARIGAN
Terpopuler
Ahok: Warga Jakarta Tinggal di dalam Sungai
3 Kartu Jokowi Kalah Sakti Dibanding KPS 2013
Kasus Novel FPI Diserahkan ke Kejaksaan
Organda Mogok Massal, Nyaris Tak Ada Angkutan Umum