TEMPO.CO, Jakarta - Tanjakan Emen di Subang, Jawa Barat, kembali menelan korban. Kali ini bus pariwisata yang ditumpangi siswa SMA Al Huda Cengkareng, Jakarta Barat, mengalami kecelakaan di sana. Tercatat sembilan orang tewas. Bukan kali ini saja tanjakan itu memakan korban.
Tanjakan sepanjang tiga kilometer di daerah Subang itu berada setelah kawasan Tangkuban Perahu. Dibandingkan dengan tanjakan daerah Puncak di Cianjur, Tanjakan Emen masih kalah curam. Namun, kemiringan 45-50 derajat membuat beda Tanjakan Emen. Pengendara kerap merasa enak meluncur dari arah Tangkuban Perahu. Sebaliknya, pengendara sangat berat bila menanjak dari arah Ciater.
Pemberian nama Tanjakan Emen di Desa Ciceunang itu, menurut warga, disebabkan cerita Emen, sopir bus yang mengalami kecelakaan di tempat itu sekitar tahun 1960-an. Ada mitos menarik sekitar Tanjakan Emen. Banyak sopir percaya untuk menghindari nasib sial di Tanjakan Emen mereka kerap membuang puntung rokok yang menyala bila melintasi Tanjakan Emen. Kebiasaan itu karena dulu para sopir ketika mengalami kecelakaan mempunyai kebiasaan merokok ketika sedang mengendarai mobil.
Berikut beberapa kecelakaan yang terjadi di Tanjakan Emen:
November 2004, tiga tewas
Bus pariwisata yang disewa keluarga asal Jakarta bernasib kurang beruntung di Tanjakan Emen. Setelah pulang dari arah Bandung, sopir bus tidak kuasa mengendalikan bus dan tergelincir kemudian terbalik. Diduga bus mengalami rem blong yang mengakibatkan tiga orang tewas dan belasan luka. Selain rem blong, kondisi ban bus sudah gundul.
September 2009, tujuh tewas
Medan berat Tanjakan Emen dirasakan warga Buaran, Serpong, Tangerang Selatan. Sebanyak 41 orang mencarter bus Parahyangan berwisata ke Tangkuban Perahu. Nahas, ketika pulang bus mengalami rem blong. Sempat menabrak sebuah mobil dan terguling beberapa kali. Tujuh korban warga Serpong itu tewas sementara belasan lainnya luka berat.
Oktober 2011, tiga tewas
Kecelakaan kali ini menimpa penumpang minibus pariwisata yang membawa wisatawan asal Belgia. Saksi mata melihat minibus sempat mengebut dari arah Tangkuban Perahu kemudian minibus oleng dan menabrak tebing. Tiga penumpang langsung tewas di tempat dan sembilan orang mengalami luka berat.
Oktober 2012, empat tewas
Bus Dian Mitra berjalan menurun dari Tangkubanparahu ke arah Ciater. Waktu itu bus membawa sekitar 20 wisatawan asal Taiwan. Pukul 11.20 bus menabrak motor sehingga langsung membuat bus oleng dan menabrak tebing dan terguling menutupi jalan. Sebanyak tiga orang asing dan seorang pemandu wisata langsung meninggal. Korban lain sebanyak 26 harus dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Evan/PDAT Diolah Berbagai Sumber
Berita Terpopuler:
Cak Lontong: Saya Tidak Merasa Lucu
Elektabilitas Jokowi Turun di DKI, Ini Kata Ahok
KPK Segel Ruangan Menteri PDT Sejak Senin Malam
Kantornya Disegel, Menteri PKB Dibidik KPK?
Wanita Ini Jual Jasa Prostitusi di Perpustakaan